Produk asuransi berpotensi menjadi bagian dari kebutuhan tingkat dua alias sekunder. Saat ini, asuransi masih menjadi kebutuhan tersier.
Hal itu diungkapkan oleh Chief Financial Officer Prudential Syariah Paul Setio Kartono. Ia mengatakan pendapatan per kapita Indonesia diproyeksikan bakal mencetak US$5000. Bila prediksi ini terwujud, artinya kebutuhan terhadap produk asuransi terus meningkat.
"Pada saat income GDP per kapita itu menyentuh US$5.000, maka asuransi akan melonjak menjadi kebutuhan sekunder," ujar dia saat acara workshop media di Bogor, Kamis (16/2/2023).
Baca Juga: Industri Asuransi Tahun Ini Berpotensi Cerah, Prudential Syariah Susun Strategi Perluasan Pasar
Peningkatan kebutuhan terhadap asuransi dipicu oleh kebutuhan atas perencanaan kesehatan, pendidikan, hingga pensiun. Ketika asuransi menjadi kebutuhan sekunder, kinerja asuransi bisa bertumbuh hingga tiga kali lipat.
Prediksi tersebut ditujukan untuk produk asuransi konvensional. Adapun untuk asuransi syariah, Paul melihat potensi pertumbuhan hingga 10 kali lipat.
"Asuransi syariah selama ini growth-nya itu selalu dua kalinya konvensional. Jadi, kalau konvensional tumbuh tiga kali lipat, mungkin asuransi syariah bisa tumbuh enam hingga 10 kali lipat," jelas Paul.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) juga mengungkapkan potensi pertumbuhan industri asuransi syariah. AASI memprediksi industri asuransi syariah akan tumbuh 9%-11% pada tahun ini.
Sementara itu, Paul memprediksi pertumbuhannya bakal melebihi itu. "Kalau menurut saya, ini masih terlalu kecil," katanya.
Prudential Syariah sendiri sudah menyiapkan beberapa skema strategi guna mengoptimalkan potensi pertumbuhan industri asuransi. Sejumlah rencana Prudential Syariah di antaranya mencakup perluasan produk, perluasan kemitraan, transformasi digital, hingga pemberdayaan sumber daya manusia, khususnya agen pemasar.
Sebagai informasi, agen pemasar Prudential Syariah saat ini tercatat di angka 130.000 tenaga kerja. Paul mengklaim jumlah ini mencakup 75% dari total tenaga kerja syariah di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti