Hasto Ungkit Jejak Masa Lalu SBY dan Demokrat Soal Penggantian Sistem Pemilu, Anak Buah Mas AHY Beri Penjelasan, Simak!
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengkritisi respons SBY soal penggantian sistem pemilu. Mengenai hal ini, Politikus Partai Demokrat Irwan Fecho merespons sentilan Hasto.
Hasto sebelumnya menyebut SBY lupa dengan tindakan sejumlah kader Partai Demokrat mengubah sistem pemilu beberapa bulan sebelum pemilihan umum 2009, padahal seharusnya tidak boleh ada perubahan.
Perubahan ketika itu dilakukan dari sistem proporsional tertutup menjadi terbuka melalui mekanisme judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sekarang, sejumlah pakar kembali mengajukan judicial review ke MK agar sistem pemilu proporsional terbuka diubah.
PDIP satu-satunya parpol di parlemen yang mengharapkan pengembalian proporsional tertutup. Irwan menilai Hasto tidak bisa membedakan mana kehendak rakyat dengan keinginan elite sebagaimana pesan SBY.
"Pesan Pak SBY jelas sekali, tanya dulu kehendak rakyat," ucap Irwan melalui keterangan tertulis, Minggu malam (19/2).
Menurut ketua DPD Demokrat Kaltim itu, SBY justru mempertanyakan apa urgensi dan alasan kuat untuk mengubah sistem pemilu saat ini.
"Itu yang ditanyakan Pak SBY. Seharusnya fokus menjawab itu, bukan justru membandingkan perubahan sistem pemilu di 2008," lanjutnya.
Irwan menyebut perubahan sistem pemilu di 2008 menjadi proporsional terbuka adalah murni kehendak rakyat, pekerjaan rumah pasca reformasi yang belum diselesaikan pemimpin pemerintahan sebelumnya.
"Sistem pemilu tertutup itu warisan orba. Apakah Hasto mau kembali ke sistem orba?" ujar anggota Komisi V DPR itu mempertanyakan.
Dia mengingatkan bahwa rakyat berhak memilih langsung wakilnya di parlemen sesuai yang mereka inginkan melalui pemilihan langsung dengan sistem proporsional terbuka.
Dengan begitu, kata Irwan, rakyat bisa menagih langsung aspirasinya kepada wakilnya yang mereka pilih, dibanding wakil yang dipilih oleh elite partai.(fat/jpnn)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto