Volodymyr Zelensky Ngamuk ke Mantan PM Italia: Dia Rumahnya Tidak Pernah Dibom!
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menegur mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi atas sikapnya terhadap konflik Ukraina, menunjukkan bahwa dia akan berperilaku berbeda jika dia pernah dibombardir.
Namun, sebagai seorang anak, Berlusconi menyaksikan serangan udara Sekutu di Italia selama Perang Dunia II.
Baca Juga: Pakai Bahasa Rusia, Wali Kota di Ukraina Langsung Dihukum Denda
Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni di Kiev pada Selasa (22/2/2023), Zelensky diminta untuk mengomentari pernyataan Berlusconi baru-baru ini mengklaim bahwa Ukraina bisa menghindari konflik dengan Rusia jika telah "berhenti menyerang" Donbass.
Presiden Ukraina mengkritik Berlusconi atas komentarnya, menyatakan bahwa "rumahnya tidak pernah dibom oleh rudal setiap hari."
Mantan PM Italia “belum bangun jam 3 pagi karena mati lampu untuk mulai mencuci pakaian, memasak makanan untuk anak-anaknya selama dua hari sebelumnya, karena mungkin tidak ada listrik untuk dua hingga tiga hari ke depan karena persaudaraan yang hebat cinta rakyat Rusia,” kata Zelensky.
Namun, Berlusconi, yang lahir pada tahun 1936 di fasis Italia, beberapa tahun sebelum dimulainya Perang Dunia II, mengatakan bahwa dia telah menyaksikan serangan bom Sekutu di kota asalnya Milan pada tahun 1943 ketika dia baru berusia enam tahun.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memberikan teguran pedas terhadap Zelensky, menggambarkan ucapannya sebagai "serangan kemarahan impoten lainnya."
Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa pemimpin Ukraina telah "melepaskannya" dengan "membandingkan rezimnya dengan rezim fasis sambil menyejajarkan operasi militer khusus (Rusia) dengan tindakan Sekutu selama Perang Dunia Kedua."
Berlusconi berkali-kali meminta Moskow dan Kiev untuk menyetujui gencatan senjata. Awal bulan ini, dia menyarankan agar AS menawarkan paket bantuan besar ke Ukraina untuk membangun kembali negara itu, tetapi hanya setelah kedua belah pihak menghentikan permusuhan.
Selama masa jabatannya sebagai perdana menteri Italia, Berlusconi menjalin hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Setelah mengundurkan diri dari jabatannya, ia bahkan mengunjungi Krimea pada 2015 setelah semenanjung itu memberikan suara dalam referendum untuk bergabung dengan Rusia, terlepas dari kenyataan bahwa negara-negara Barat menolak untuk mengakui pemungutan suara tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto