Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Koalisi Perubahan Bisa Bubar Kalau Demokrat dan PKS Sama-sama Ngotot, Pengamat Sarankan Cawapres Anies Figur Eksternal

        Koalisi Perubahan Bisa Bubar Kalau Demokrat dan PKS Sama-sama Ngotot, Pengamat Sarankan Cawapres Anies Figur Eksternal Kredit Foto: Twitter/Yan Harahap
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perebutan takhta calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan masih belum terpecahkan di dalam internal Koalisi Perubahan. Hingga saat ini, Demokrat dan PKS nampak masih berebut mengajukan kadernya untuk mengisi posisi tersebut.

        Sikap ngotot kedua partai ini dinilai bisa menimbulkan potensi perpecahan di Koalisi Perubahan yang digagas NasDem, PKS, dan Demokrat. Maka, jalan tengah dari masalah ini salah satunya dengan mempertimbangkann figur eksternal.

        Baca Juga: Teka-teki Sosok Cawapresnya Bikin Penasaran, Jawaban Anies Baswedan: Masih Kita Pikirkan Nama Pasangannya

        Seperti diketahui, ketiganya telah sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Baik, Nasdem, Demokrat, dan PKS sudah melakukan deklarasi secara resmi.

        Akan tetapi, deklarasi ini dinilai belum bisa disimpulkan bahwa ketiga partai ini sudah kokoh bersama hingga Anies mendaftar secara resmi di KPU. Sayang, cawapres belum disepakati.

        Sementara PKS dan Demokrat masing-masing berharap internalnya dipilih. Demokrat, misalnya, sangat berharap Agus Harimurti Yudoyono (AHY).

        Di lain sisi, ada sinyal Nasdem menganggap calon internal di kedua partai ini tidak begitu kuat untuk dipasangkan dengan Anies.

        Sinyal belum adanya masalah atau kesepakatan yang kokoh juga ditunjukkan dengan masih dilakukannya pertemuan-pertemuan antarelite partai koalisi.

        Teranyar, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh menemui AHY di Kantor DPP Demokrat, Rabu (22/2/2023). Pertemuan berlangsung tiga jam.

        Baca Juga: Habib PKS Sebut Sandiaga Uno Juga Diperhitungkan Jadi Cawapres Anies Baswedan

        "Itu bisa dinilai bahwa ada suatu hal yang mesti dibahas serius soal koalisi sehingga butuh waktu yang panjang," kata analis politik Univesitas Hasanuddin (Unhas), Adi Suryadi Culla, malam tadi.

        Terutama, antara PKS dan Demokrat, salah satunya harus mengalah. Diperkirakan akan sulit mengalah karena keduanya sama-sama punya punya nilai tawar politik. Masing-masing menganggap diri harus diakomodasi.

        Jadi sebagai jalan tengah, Koalisi Perubahan idealnya mengusung cawapres dari luar tiga partai pengusung. Misalnya, menggandeng Gunernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

        Kompromi bisa dilakukan dengan proyeksi "bagi-bagi kue" atau jabatan setelah Anies menjadi presiden sebagai kompensasi politik.

        Baca Juga: Pertemuan Surya Paloh dan AHY Disebut Permudah Langkah Anies Baswedan Tentukan Pilihan Soal Cawapres

        "Kalau itu tidak dilakukan, maka bisa-bisa malah bubar," kata Adi.

        Meskipun, langkah PKS untuk mendeklarasikan Anies sebagai capres hari ini, suatu hal yang maju.

        "Tapi kalau deklarasi saja tanpa kebulatan suara dari ketiga partai, maka tidak punya objektivitas politik juga," jelasnya.

        Sama Penting

        Ihwal ketiga partai belum menentukan cawapres, memang rumit. Penentuan capres dan cawapres sama pentingnya. Rumitnya sama, karena harus mempertimbangkan banyak hal.

        "Terutama terkait proyeksi kemenangan dan yang pasti adalah menentukan cawapres tentu proyeksinya yang menguatkan dan menambah amunisi keterpilihan," kata Attock Suharto, analis politik Universtas Islam Negeri (UIN) Dato Karama Palu.

        Baca Juga: Gibran Dinilai Jadi Pemuda Pemersatu Tiga Capres Unggulan, Haris KNPI: Cocoknya Jadi Cawapres

        Artinya, dalam menentukan cawapres juga tidak boleh terburu-buru. Apalagi, calon-calon lain juga belum ada yang benar-benar pasti. Soal pertemuan Surya Paloh dengan AHY, menurutnya itu biasa.

        "Sampai pada ambang batas pendaftaran capres dan cawapres, pertemuan demi pertemuan akan terus berlangsung, komunikasi politik akan terus mengalir dan bangunan koalisi akan terus dikokohkan," terangnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: