Pada pagi hari ini, rupiah terpantau mengalami pelemahan. Mengutip data RTI Business, diketahui bahwa mata uang Indonesia itu tereduksi 0,05% dan berkurang 7 poin sehingga nilai tukarnya berada di angka Rp15.205 per dolar AS.
Selain terhadap mata uang Amerika Serikat, mata uang Garuda tersebut juga terkoreksi atas dolar Australia, euro, dan poundsterling. Merujuk dari sumber yang sama, dilaporkan bahwa rupiah hari ini melemah -0,26% atas dolar Australia; -0,13% atas euro; dan -0,12% atas poundsterling.
Sementara itu, apabila dibandingkan dengan mata uang Asia, nilai tukar rupiah cenderung menampakkan pergerakan yang variatif. Mata uang Indonesia itu terpantau menghijau atas empat mata uang, memerah atas tiga mata uang, dan menguning atas satu mata uang.
Baca Juga: Usai Menguat 0,03%, Rupiah Berada di Angka Rp15.199 per Dolar AS
Pada Jumat, 24 Februari 2023 ini, rupiah dikabarkan stagnan atas ringgit dan melemah atas dolar Hong Kong (-0,05%), yen (-0,10%), dan dolar Singapura (-0,09%). Kendati demikian, rupiah menunjukkan keunggulannya terhadap yuan, won, baht, dan dolar Taiwan dengan meningkat masing-masing sebesar 0,32%; 0,17%; 0,05%; dan 0,48%.
Sebagai informasi tambahan, menurut analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, melemahnya nilai tukar rupiah lebih disebabkan oleh kondisi yang terjadi di pasar internasional, terutama Amerika Serikat. Kepada Antara, analis tersebut mengungkap bahwa indeks dolar AS menunjukkan tren peningkatan dan menguat terhadap beberapa mata uang, termasuk rupiah.
Baca Juga: Kabar Rupiah Hari Ini: Terkoreksi atas Dolar AS, Terapresiasi atas Mata Uang Lainnya
“Rupiah kembali menyentuh angka di atas Rp15.150 terhadap dolar AS karena lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama setelah dolar AS lebih diminati pasar,” ujar Reny seperti dilansir dari Antara, Jakarta, Jumat, 24 Februari 2023.
Baca Juga: Menguat Tipis, Rupiah Sentuh Angka Rp15.199 per Dolar AS
Selain itu, adanya desas-desus kenaikan suku bunga The Fed juga semakin mempersulit posisi rupiah. Bank sentral Amerika Serikat tersebut berpotensi kembali meningkatkan suku bunganya setelah belum lama ini mengumumkan kenaikan menjadi 4,5%--4,75%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait: