Sindikat Penipuan Kripto Israel Jadikan Penduduk Australia sebagai Target Utama
Sebuah laporan yang dirilis oleh The Australian pada 23 Februari lalu mengungkapkan bahwa penduduk Australia kini telah diidentifikasikan sebagai target utama dari jaringan canggih scammer call-center cryptocurrency yang diduga dijalankan oleh gembong kejahatan berbasis di Israel.
Dilansir dari Cointelegraph pada Senin (27/2/2023), bukti-bukti yang terkumpul menunjukkan bahwa warga Australis termasuk di antara negara-negara teratas yang ditargetkan jaringan penipuan investasi kripto dari penjahat Israel.
Bukti-bukti tersebut terungkap pascapenggerebekan besar-besaran terhadap empat pusat panggilan di Serbia dan 11 tempat tinggal oleh otoritas Serbia, Jerman, Bulgaria, dan Siprus.
Baca Juga: Kebijakan Kripto Global yang Terkoordinasi Jadi Prioritas Stabilitas Keuangan Utama G20 India
Dalam penggerebekan tersebut, telah berhasil menangkap 15 orang dan menyita aset senilai US$1,46 juta dalam bentuk cryptocurrency, termasuk juga berhasil menemukan bukti bahwa penduduk Australia termasuk ke dalam negara-negara teratas yang menjadi target sasaran kejahatan.
Terkait hal ini, scammer dan call center yang berhasil ditangkap dari penggerebekan diduga telah menggunakan iklan di media sosial untuk memikat korban dan menawarkan peluang investasi yang menjanjikan dengan keuntungan yang menggiurkan.
Perusahaan investigasi swasta menyampaikan bahwa penduduk Australia menjadi target utama karena kekayaan relatif yang mereka miliki dan sejarah upaya investigasi yang lemah dari otoritas federal dan negara bagian.
Penyelidik Senior di IFW Global Mark Solomons menerangkan bahwa alasan penduduk Australia menjadi target utama kejahatan ini karena banyak penduduk Australia "ramah" dan "berpikiran terbuka" serta cenderung mengejar hubungan online.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: