Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) akan dilakukan secara merata di seluruh Indonesia. Ditargetkan, program ini bisa mencapai 180.000 hektare pada setiap tahunnya.
Hal ini disampaikannya saat membuka rapat koordinasi sawit nasional dengan tema Menjaga Resiliensi Perkebunan Indonesia 2023 dan Akselerasi Peremajaan Sawit Rakyat.
Baca Juga: Sawit Paling Efisien Gunakan Air untuk Produksi Minyak Nabati
"Kita pastikan PSR sawit ini berjalan dengan baik. Tapi saya minta jangan ada aturan yang ribet-ribet karena program ini adalah program rakyat. Oleh karena itu, dalam rangka mendorong hal tersebut, setiap tahun program PSR ditargetkan seluas 180.000 hektar yang tersebar di 21 provinsi sentra kelapa sawit," kata Mentan SYL dalam keterangannya.
Menurut Mentan SYL, program PSR harus menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama dalam meningkatkan produktivitas. Terlebih, perhatian pemerintah daerah dituntut untuk mengawal penanaman pohon baru di wilayahnya masing-masing.
Lebih lanjut dikatakan SYL, kontribusi kelapa sawit selama ini ditopang dari luasan areal tutupan yang mencapai 16,38 juta hektare, di mana sekitar 6,9 juta hektare merupakan milik pekebun sawit rakyat.
Meskipun demikian, perkebunan sawit masih memiliki tantangan yang cukup besar, seperti penggunaan agroinput yang belum maksimal.
Baca Juga: Berdasarkan KSA dari BPS, Mentan SYL Klaim Stok Beras dan Komoditas Pangan Lain Aman Hingga Lebaran
Pada sisi lain, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3–4 ton per hektare. Hal ini, kata Mentan SYL, dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak dilakukan langkah komprehensif.
"Peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit terus difasilitasi dengan pemanfaatan dana BPDPKS melalui program PSR sejak tahun 2017 dengan menyasar kebun-kebun sawit tanaman tua," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: