Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Keruntuhan Silicon Valley Bank dan Akibatnya terhadap Stablecoin

        Keruntuhan Silicon Valley Bank dan Akibatnya terhadap Stablecoin Kredit Foto: Unsplash/Baiploo.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tentu menjadi kabar yang mengejutkan banyak pihak manakala Silicon Valley Bank (SVB) runtuh secara tiba-tiba, termasuk bagi para pengusaha, pemodal ventura, dan deposan lainnya yang kini dananya macet di SVB.

        Dilansir dari Cointelegraph pada Senin (13/3/2023), sebagai salah satu dari 20 bank besar di Amerika serikat yang menyediakan layanan perbankan untuk perusahaan ventura ramah kripto, keruntuhan SVB juga telah memberikan akibat yang melemahkan stablecoin.

        Adapun keruntuhan SVB dimulai pada 10 Maret 2023, di mana bank ditutup oleh pengawas keuangan California sebagai regulator keuangan di wilayah tersebut. Tidak ada alasan terkait dengan alasan penutupan bank, namun diketahui bank ditutup setelah terjadi pengumuman penjualan aset dan saham yang signifikan yang bertujuan untuk meningkatkan modal tambahan.

        Baca Juga: Penambang Kripto Akan Dikenai Pajak 30% untuk Penggunaan Listriknya

        Pada kisaran waktu yang sama 10 Maret, krisis SVB mulai mendapatkan respon global, di mana Bank of England menyatakan bahwa SVB UK akan berhenti melakukan pembayaran atau menerima setoran karena bank sentral bermaksud untuk mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menempatkan SVB UK ke dalam Prosedur Kepailitan Bank.

        Para deposan Amerika Serikat berbondong-bondong menarik dana mereka dan bank pun kemudian untuk dengan cepat, yaitu terjadi kurang dari 48 jam setelah manajemen mengungkapkan bahwa mereka perlu mengumpulkan US$2,25 miliar saham untuk menopang operasi dan harga sahamnya jatuh lebih dari 60% pada 9 Maret.

        Mulai 11 Maret, industri kripto pun kembali menghadapi mimpi buruknya, di mana dampak dari keruntuhan SVB telah mengakibatkan stablecoin USDC Circle yang mengalami penurunan dan kehilangan lebih dari 10% nilai.

        Sebelumnya Circle memiliki US$3,3 miliar di SVB. Depeg USDC pun mengakibatkan efek domino yang menyeret jatuh beberapa stablecoin dari pasak mereka. Dai (DAI), USDD, dan FRAX turut terdampak. Saat ini Circle mengatakan bahwa mereka akan menggunakan sumber daya perusahaan untuk menutupi kekuarangan yang disebabkan oleh keruntuhan SVB.

        Ketakutan menyebar dengan cepat dan bank-bank regional kini dianggap sangat berisiko di mana berbagai peringatan mulai terdengar di segala penjuru. Selain penerbit DAI MarkerDAO yang telah mengeluarkan proposal darurat untuk memitigasi paparan USDC senilai US$3,1 miliar, di sisi lain pemodal ventura dan yang lainnya berkumpul di sekitar SVB untuk menyatakan kesediaan mereka untuk terus bekerja sama dengan bank jika dibeli dan direkapitalisasi.

        Pada 12 Maret lalu, regulator baik di Amerika Serikat maupun Inggris Raya juga telah mulai mengambil tindakan untuk mengatasi keruntuhan SVB di mana Bank of London juga telah mengajukan tawaran untuk SVB cabamg Inggris.

        FDIC diketahui telah melakukan proses lelang untuk SVB pada malam 11 Maret dan diketahui oleh publik Elon Musk dalam cuitannya yang diunggah di akun Twotter mengatakan bahwa dia terbuka terhadap ide untuk membeli bank. Tidak hanya itu, administrasi Presiden Joe Biden juga dilaporkan tengah mempersiapkan tindakan terhadap hal ini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Nurdianti
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: