Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panda Nababan Ungkap Ada Menteri dalam Kabinet Presiden Jokowi yang Sengaja Tutupi Korupsi

        Panda Nababan Ungkap Ada Menteri dalam Kabinet Presiden Jokowi yang Sengaja Tutupi Korupsi Kredit Foto: Youtube Total Politik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi senior Panda Nababan baru-baru ini mengungkap adanya sosok menteri di kabinet Presiden Jokowi yang sengaja menutupi tindakan korupsi. 

        Sebelumnya, Panda mengingatkan mengenai gaya hidup mewah pejabat-pejabat yang akhir-akhir ini terekspos ke media. 

        “Jadi begini, masih segar di ingatan kita 600 polisi dari mulai Kapolres Kapolda berjabat teras dikumpulkan di istana, tanpa handphone, tanpa topi, tanpa tongkat komando,” kata dia dalam Podcast Total Politik, Selasa (14/3/23).

        Baca Juga: BNPT Disoroti, Seriusnya Gangguan Jelang Perebutan Kursi Jokowi: Teroris Mulai Menyusup...

        “Begitu khusyuk, begitu hikmat. Inti daripada pertemuan itu pesan dari Presiden supaya jangan hidup dengan hedonisme, jangan pamer kemewahan jangan segala macam gitu loh,” tambahnya.

        Yang menjadi ironi dan menyedihkan menurut dia, peringatan Presiden Jokowi ke institusi polisi, dianggap institusi Bea Cukai, Pajak dan lain-lain tidak ada urusannya dengan mereka.

        “Buktinya, ya apa yang terjadi yang terakhir ini, akhirnya presiden terpaksa lagi mengulangi cuma belum dikumpulkan mereka, untuk tidak hedonis sama kayak kasus Pegawai pajak itu gitu loh,” katanya.

        “Jadi dalam satu diskusi panjang, Bagaimana mengenai korupsi ini bagaimana memberantas korupsi ini. Kesan yang ada, saya melihat bahwa pembantu-pembantu presiden tidak punya kemampuan menerjemahkan keinginan Jokowi,” tambahnya.

        “Untuk kampanye di internal artinya ada seorang menteri mengatakan ke dirgennya ‘hati-hati jangan korupsi’, kemudian Dirjen mengatakan ke direkturnya ‘Jangan korupsi, lihat presiden kita tidak korupsi’ gitu,” jelasnya. 

        Baca Juga: Tak Ada Rasa Penyesalan, Eks Wakil Menteri Era Jokowi Menegaskan Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden: Saya Dukung karena Akal Sehat!

        Gema ini dan semangat ini kata Panda hampir tidak ada. Sebenarnya dalam pemberantasan korupsi yang paling efektif itu jelas dia adalah keteladanan.

        “Nah sayangnya sekarang ini selama periode Jokowi, siapakah tokoh-tokoh yang tampil menjadi teladan? Yang kita tahu apa dengan jabatan-jabatan apa mereka itu pengaruhnya apa gitu?” tanyanya.

        Panda menekankan bahwa banyak, orang di lingkarannya Jokowi tidak bahu-membahu menerjemahkan keinginan presiden. 

        “Itu orang, malah ada pembantunya mengatakan ‘Janganlah keseringan OTT’. Jadi aku sendiri punya pengalaman, tanpa aku menyebut siapa, pembantu terdekatnya presiden lah,” katanya.

        “Saya kasih tahu ke dia, beritahukan kepada Presiden Jokowi ada menteri yang saya tahu tinggal kita jebak, kita kasih KPK, dia tinggal menerima uang ini di momen yang tepat,” tambahnya. 

        “Orang yang berurusan dengan Menteri ini cerita ke saya, sudah diatur tepatnya di mana mau menyerahkan (uang) doang,” ungkapnya.

        Baca Juga: Perebutan Kursi Jokowi Jelas Tak Boleh Ditunda, Wejangan Ridwan Kamil: Harganya Mahal

        “Tahu pembantu Presiden itu ngomong ke saya? ‘Udahlah bang itu kan setoran dia buat ketua partainya, paling juga 10-20 miliar aja’ kata si pembantu dekatnya Jokowi ini,” jelasnya. 

        Melihat ‘pembantu’ dekat Presiden Jokowi mengatakan ini, Panda merasa tak heran kalau korupsi meraja lela. 

        “Lihat ini pembantu dekatnya Jokowi saja punya sikap seperti itu, jadi saya aku nggak heran lihat bagaimana kemudian maraknya korupsi ini, karena memang tidak ada keteladanan, tidak ada campaign semangat memberantas,” ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: