Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cerita Ngenes Yusril Ihza Gagal Jadi Cawapres SBY Gegara Kalah Tajir Sama JK: Saya Nggak Punya Duit, Gimana Mau Maju

        Cerita Ngenes Yusril Ihza Gagal Jadi Cawapres SBY Gegara Kalah Tajir Sama JK: Saya Nggak Punya Duit, Gimana Mau Maju Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra membagikan lika-liku perjalanan politiknya, termasuk cerita saat dirinya gagal menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pemilu 2004.

        Ia mengungkap penyebab batalnya duet tersebut karena dirinya kalah tajir dengan Jusuf Kalla (JK) yang saat itu memiliki modal materi. Padahal, ungkap Yusril, koalisinya dengan SBY sudah terbentuk.

        Baca Juga: Bertandang ke Markas PKB, Yusril Sebut Peta Koalisi Bergantung pada Capres PDIP

        Yusril mengaku diajak berduet karena secara mengejutkan, SBY menyatakan maju nyapres. Apabila Yusril maju, maka dirinya harus melawan Megawati Soekarnoputri, dan Wiranto selaku capres yang diusung koalisi masing-masing.

        "Waduh berat ini saya bilang. Pada waktu itu tahun 2004 dan koalisi sudah terbentuk," kenang Yusril ketika bersama jajaran bertandang ke Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (16/3/2023).

        "Bagaimana pada waktu itu calon yang enggak terduga sama sekali, jadi Pak SBY nah ngomong-ngomong dengan saya bagaimana Pak Yusril kalau kita maju?" tutur Yusril.

        "Saya bilang ya saya enggak punya duit gimana mau maju."

        "Ya saya juga," lanjutnya menirukan jawaban SBY.

        Baca Juga: Singgung PDIP, Djarot Saiful Bantah Keras Pernyataan Yusril Ihza Mahendra: Kami Tidak Kesulitan

        "Yang punya duit siapa?"

        "Yang punya duit, ya Pak JK."

        "Maka Pak JK maju, mundur lagi saya," kata Yusril sambil terkekeh.

        Pada kesempatan tersebut Yusril turut mengungkap kedekatan PBB dengan PKB yang sudah terjalin lama. Setidaknya sejak PBB yang terbentuk pada 1998 intens berkomunikasi dengan Gus Dur maupun Matori Abdul Djalil. 

        Yusril juga mengaku pernah dilobi agar tidak maju pemilihan dan memberi kesempatan kepada Gus Dur pada sidang istimewa MPR tahun 1999. Situasi serupa terulang ketika Gus Dur lengser dan Megawati naik menjadi presiden. 

        Baca Juga: Demokrat Ingatkan PDIP: Dulu Pantat Kerbau Ditulisi SBY ke Istana Tapi Tidak Diapa-apakan

        MPR harus kembali bersidang menentukan wapres. Yusril dilobi untuk tidak maju dan memberi dukungan kepada Hamzah Haz yang dijagokan PPP.

        "Sering mundur terus memang enggak maju-maju," seloroh Yusril menanggapi nasibnya dalam seputaran capres-cawapres.

        Baca Juga: Bertemu dengan Elite PPP, Yusril Ihza Sebut Bahas Arah Dukungan Capres-Cawapres

        Kunjungan PBB ke PKB menjadi safari kedua setelah sebelumnya Yusril bertemu dengan Plt Ketum PPP. PKB yang sekarang ini berkoalisi dengan Gerindra tetap membuka pintu bagi partai lain untuk bergabung.

        "Saya bersyukur Pak Imin, PBB ini walaupun sudah berapa kali ini tidak lolos threshold tapi tetap eksis sampai sekarang," kata Yusril.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: