Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Formula E Jelas Merugikan, Heru Budi Hartono Tidak Usah Mengawetkan Hadiah Busuk dari Anies Baswedan

        Formula E Jelas Merugikan, Heru Budi Hartono Tidak Usah Mengawetkan Hadiah Busuk dari Anies Baswedan Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Anthony Winza Prabowo mengkritik tajam wacana perpanjangan kontrak Formula E.

        Dirinya mengatakan bahwa penyelenggaraan tersebut hanya akan menimbulkan kerugian besar untuk DKI Jakarta.

        Baca Juga: LSI Bongkar Karma NasDem Jika Coba-coba Khianati Anies Baswedan, Efeknya Nggak Main-main: Coba Bayangkan...

        Hal ini tak terlepas dari manuver yang sebelumnya sudah dilakukan, yakni pemberian biaya komitmen atau commitment fee oleh Anies Baswedan.

        Formula E sendiri menghasilkan keuntungan sebesar Rp5,29 miliar, berbeda jauh dengan dana biaya komitmen untuk tiga musim balapan sebesar Rp560 miliar.

        Dengan perkiraan keuntungan satu kali balapan adalah sekitar Rp5 miliar, maka Anthony menyebut perlu 100 kali balapan hingga biaya commitment fee bisa dikembalikan.

        "Ya kalau dilihat dari evaluasinya 1 tahun cuma sekali Rp5 miliar, kita sudah keluar tuh Rp560 (uang) komitmen, masak harus nunggu sampai 100 kali. Sampai 2020 saja sebenarnya enggak cukup," ujar Anthony kepada wartawan, Kamis (16/3/2023).

        Baca Juga: Anies Baswedan Isyaratkan Koalisi Perubahan Bakal Tambah Personel Parpol: Tidak Lama Lagi, Ada yang Keempat

        Selain itu, ia juga menilai salah satu tujuan Formula E untuk mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik jauh dari kata tercapai. Ajang ini tak serta-merta meningkatkan penggunaan mobil listrik secara masif.

        "Mendingan uang nya itu kan di-pake untuk bikin charging mobil-mobil listrik di mana-mana biar itu menjadi insentif buat orang-orang mau beli mobil listrik," ucapnya.

        Karena itu, ia menilai sebenarnya Formula E hanya beban yang diwariskan eks Gubernur Anies Baswedan. Apalagi dengan kontrak bertahun-tahun maka akan menjadi tanggungan semua pihak di Jakarta.

        Baca Juga: Anies sebut Ada Menko yang Ingin Mengubah Konstitusi, Siapa? Mahfud, Airlangga, Muhadjir atau Luhut?

        "Cuma ya kalau itu sudah longsoran dari Gubernur sebelumnya punya komitmen, membebani APBD, melintasi masa jabatan beliau, ini yang mau enggak mau akhirnya seluruh DKI harus menanggungi," pungkasnya.

        Sebelumnya, Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengatakan ada kemungkinan Formula E Jakarta tak hanya berakhir setelah gelaran tahun 2024. Sebab, ia mengungkap terdapat rencana memperpanjang kontrak ajang balap mobil listrik itu untuk jangka panjang hingga tahun 2030.

        Hal ini ia sampaikan usai menemui Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono untuk membahas soal gelaran Fprmula E 2023 bersama Ketua Panitia Pelaksana Formula E 2023 Ananda Mikola dan Co-Founder Formula E Operation (FEO) Alberto Longo.

        Namun, rencana ini masih dalam tahap negosiasi antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penyelenggara dengan Formula E Operation (FEO) sebagai pemegang lisensi. Pihaknya juga masih fokus menyelesaikan Formula E sampai 2024 sesuai kontrak yang sudah disepakati.

        Baca Juga: Ngaku Hari ini Masih Pengangguran, Anies: Mungkin Perlu Ndaftar Kartu Prakerja

        "Nanti kalo negosiasinya juga oke, kita akan kontrak sampai tahun 2030. Tapi itu nanti kita bicarakan, sekarang sampai 2024 yang sudah ada kontrak," ujar Bamsoet di Balai Kota DKI, Selasa (14/3/2023).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: