Startup Biofarmasi Etana Dapat Pendanaan dari DEG, East Ventures, dan Investor Global Lain
Perusahaan rintisan (startup) PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) telah mendapatkan investasi putaran baru yang dipimpin oleh DEG dengan partisipasi dari Yunfeng Capital, HighLight Capital, dan East Ventures.
Presiden Direktur Etana Nathan Tirtana menyampaikan bahwa sebagai startup biofarmasi Indonesia, Etana senantiasa berupaya untuk menyediakan produk biofarmasi berkualitas tinggi, terjangkau, dan inovatif untuk melayani pasien di Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara.
"Kami akan menggunakan dukungan yang diperoleh dari investor untuk mengembangkan kemampuan produksi biofarmasi lokal di mana hal ini sejalan dengan kebijakan yang digaungkan oleh pemerintah Indonesia. Etana berupaya untuk mengatasai tantangan akan penyakit kanker dan penyakit yang mengancam jiwa lainnya di pasar Asia Tenggara termasuk vaksin. Kami yakin produk biologi ini dapat memberikan pengobatan yang lebih baik dalam meningkatkan kesehatan masyarakat," tutur Nathan dalam pernyataannya pada Senin (20/3/2023).
Baca Juga: Apakah Saat Ini Waktu yang Tepat Bagi Startup untuk Galang Pendanaan?
Etana berencana menggunakan dana segar yang diperolehnya untuk memperkuat pipeline dan portofolio perusahaan di bidang onkologi untuk menjadi produsen bahan baku obat biologi. Selain itu Etana juga berkomitmen untuk membangun kapasitas produksi dengan kandungan lokal tinggi dan teknologi tinggi untuk mammalian cell sebagai bahan obat monoclonan antibodies. Saat ini, Etana tengah berfokus pada produksi biofarmasi lokal untuk platform mRNA, protein, dan monoclonal antibodies.
"Sebagai lembaga pembiayaan yang berkembang, DEG berkomitmen pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) PBB. Salah satunya meningkatkan pelayanan kesehatan. Melalui kerja sama dengan Etana, kami berupaya membantu masyarakat di negara berkembang untuk mendapatkan akses yang mudah terhadap obat-obatan biologi dan vaksi MRNA yang berkualitas tinggi," kata anggota Dewan Manajemen DEG Monika Beck.
Etana telah menjadi perusahaan farmasi pertama di ASEAN yang memiliki teknologi mRNA. Teknologi ini merupakan platform pengembangan vaksin yang fleksibel sehingga dapat merespon dengan cepat kebutuhan akan produk biofarmasi yang inovatif dan fleksibel untuk penyakit kanker, vaksin, dan lainnya. Untuk pengembangan vaksin baru dengan teknologi mRNA, hanya dibutuhkan waktu singkat yaitu kurang lebih dalam waktu dua bulan produk vaksin tersebut dikembangkan dan siap masuk ke Fase Uji Klinik.
Managing Director Yunfeng Fund, Huang Xiao menyampaikan bahwa dengan semakin berkembangnya industri obat inovatif di Cina, keinginan untuk berkembang bertepatan dengan permintaan pasar Asia Tenggara akan produk obat biologis yang unggul.
Etana sebagai perusahaan biofarmasi di Asia Tenggaa memiliki kemampuan produksi vaksin, kemampuan klinis dan registrasi, serta memiliki tenaga pemasaran yang kuat. Oleh karenanya Yunfeng Fund percaya dengan kepemimpinan Nathan untuk menjadi perusahaan biofarmasi dan vaksin terkemuka di Asia Tenggara.
Selaras dengan ini, Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa sistem kesehatan Indonesia masih lemah sehingga mendesak semua pemangku kepentingan dalam ekosistem untuk menghadirkan solusi yang cepat dan inovatif untuk mengatasi krisis.
Terkait ini, Etana juga telah memproduksi vaksin Covid-19 dengan platform mRNA dan telah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM), ketetapan halal dari LPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama RI.
"Berbagai produk inovatif Etana, termasuk vaksin, obat kanker, dan produk biologis lainnya, telah berkontribusi dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional dan kami senang mendukung Etana. Kami yakin Etana unggul dalam menghadirkan produk biofarmasi berkualitas tinggi, terjangkau, dan inovatif di Asia Tenggara, bersama dengan East Ventures mengambil peran aktif dalam memberdayakan industri ini lebih jauh," ujar Willson.
Sementara itu Tim Investigasi HighLight Capital (HLC) menuturkan bahwa pihaknya sangat semangat untuk menambah investasi awal pada tahun 2022 dengan terus mendukung Etana yang dipimpin oleh Nathan. "Kemampuan Etana yang luar biasa dalam memproduksi dan memasarkan produk biofarmasi inovatif di Indonesia diterima dengan baik oleh perusahaan biofarmasi di Cina, termasuk beberapa perusahaan portofolio HLC. HLC berkomitmen untuk memperluas jaringan dan keahlian kami untuk memajukan pengembangan Etana di ASEAN dan sekitarnya."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: