Menanggapi protes Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terhadap isu kasus Rp300 triliun yang dibocorkan oleh Kemenpolhukam, Mahfud MD, kepada media yang tidak diumumkan melalui DPR secara langsung, Rocky Gerung dalam sebuah video yang diunggah di akun YouTube-nya dengan judul "Sengaja Bocorkan Data TPPU Rp349 Triliun ke Media. Apa Berani DPR Hajar Mahfud MD?" menyebut bahwa DPR cemburu terhadap tindakan Mahfud MD.
"Sebetulnya ini kan cuma soal seksinya isu ini. Jadi, kalau ternyata PPATK memilih membocorkan itu kepada Pak Mahfud atau bukan membocorkan sebetulnya, adalah hak Pak Mahfud untuk mengetahui hal itu. Lalu, Pak Mahfud membocorkan hal itu pada pers. Itu menunjukkan bahwa memang ini disengaja untuk diucapkan," kata Rocky dikutip dari video pada Rabu (22/3/2023).
Baca Juga: Mahfud MD: Ceramah Politik di Tempat Ibadah Diperbolehkan, Asal....
Selain menyebut bahwa isu tersebut sengaja dibocorkan kepada pers melalui Mahfud MD sebagai perantaranya, Rocky Gerung menerangkan bahwa Mahfud MD memang memiliki keterkaitan kewenangan terkait Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan isu tidak dibocorkan melalui DPR karena prosesnya akan lebih mudah dan DPR-pun tidak memiliki kewengan terkait.
"Tidak lewat DPR itu karena prosesnya lama. DPR itu fraksinya macam-macam, jadi kelihatannya DPR cemburu aja bahwa yang pertama kali tahu isu itu adalah Pak Mahfud dan Pak Mahfud kan memang ada di situ jadi pasti tahulah," ujar Rocky Gerung.
"Jadi kalau DPR protes sekarang ini prosedurnya apa? Kan [DPR] tidak ada fungsi PPATK-nya atau KPPU itu untuk membocorkan itu [pada DPR] karena ini rahasia negara. Di mana rahasianya? Betul-betul tercium bau korupsi di situ atau baupenyelewengan atau manipulasi," tambahnya.
Menurut Rocky Gerung, Kepala PPATK sedari awal memang berniat membocorkan data isu yang ada kepada Mahfud MD.
"Jadi terlihat bahwa kebakaran jenggot di DPR itu. Kecuali memang ini dari awal hal mau disodorkan ke DPR, jadi kita mesti anggap bahwa PPATK juga tidak percaya lagi pada DPR untuk hal yang bersifat strategis, jadi terpaksa dia pakai Pak Mahfud dan Pak Mahfud menangkap itu yang juga merasa 'kalau lewat saya pasti lebih efisien menimbulkan kehebohan'. Kalau di DPR pasti saling tutup menutupi. Sangat masuk akal kalau ada partai-partai yang mencuci uang di situ dan mereka punya fraksi di DPR," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait: