Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kontribusi Perkebunan Sawit terhadap Penurunan Emisi dan Mitigasi Perubahan Iklim

        Kontribusi Perkebunan Sawit terhadap Penurunan Emisi dan Mitigasi Perubahan Iklim Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kontribusi sektor industri perkebunan sawit terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) diperkirakan semakin besar seiring dengan perbaikan tata kelola perkebunan sawit.

        Studi PASPI mencatatkan tata kelola yang dimaksud, yakni dengan mengimplementasikan Good Agricultural Practices, efisiensi penggunaan input kimia (pupuk dan pestisida), dan penggunaan teknologi methane capture untuk menangkap emisi GRK dari limbah cair (Palm Oil Mill Effluent/POME).

        Baca Juga: Turun Tipis, Harga Sawit Petani Menjadi Rp2.876,16 per Kilogram

        Hal tersebut juga berkaitan dengan renewable energy berupa biogas/biolistrik sebagai sumber energi pada kebun dan pabrik kelapa sawit (PKS) yang dihasilkan. 

        Industri sawit melalui produksi produk hilir pada jalur biofuel juga mampu berkontribusi dalam penurunan emisi dan mitigasi perubahan iklim.

        Carbon stock yang terdapat dalam tanaman kelapa sawit, baik dalam bentuk minyak maupun biomassa dan limbah, catat studi PASPI, juga dapat menjadi solusi alternatif penggunaan energi fosil. Penggunaan biofuel sawit mampu mengurangi emisi karbon yang disebabkan penggunaan energi fosil.

        Melansir laman Palm Oil Indonesia, industri sawit mampu menghasilkan energi biofuel dalam 3 generasi. Generasi pertama berupa biodiesel dan green fuel/biohidrokarbon yang berasal dari pengolahan minyak sawit (CPO/CPKO dan IVO).

        Baca Juga: Antisipasi Krisis Pangan, Indonesia-Malaysia Gandeng CPOPC Donasi 10 Ribu Bibit Sawit ke Honduras

        Generasi kedua yakni biopremium/biogasolin/bioetanol, biopelet, biogas/biolistrik, biobara yang dihasilkan dari biomassa sawit (tandan kosong, cangkang dan serat buah, batang dan pelepah). Generasi ketiga seperti biogas/biolistrik dan biodiesel algae yang diperoleh dari POME.

        Bukti empiris dari penurunan emisi karbon akibat penggunaan biofuel sawit ditunjukkan oleh implementasi biodiesel di Indonesia. APROBI mencatat penggunaan biodiesel (B30) berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 24,6 juta ton CO2 atau setara dengan 7,8% dari target bauran energi tahun 2030.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: