Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Xi Jinping Disambut Baik Vladimir Putin di Rusia, Begini Respons Pentagon

        Xi Jinping Disambut Baik Vladimir Putin di Rusia, Begini Respons Pentagon Kredit Foto: Reuters/Tom Williams
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Kunjungan kenegaraan Presiden China Xi Jinping ke Rusia baru-baru ini harus dianggap sebagai masalah yang sangat memprihatinkan bagi Washington, demikian ungkap Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin kepada para anggota parlemen pada Kamis (23/3/2023).

        Berbicara di subkomite Dewan Perwakilan Rakyat untuk alokasi pertahanan, Austin diminta untuk mengomentari perjalanan Xi ke Moskow, dan konsekuensinya terhadap persaingan China-AS.

        Baca Juga: Xi Jinping Kutuk Keras Pembunuhan Pekerja Tambang China di Afrika Tengah

        "Kunjungan Xi ke [Presiden Rusia Vladimir] Putin dan tinggal di sana selama beberapa hari, saya pikir mengirimkan pesan yang sangat mengganggu, pesan dukungan," jawab kepala Pentagon.

        Dia menyatakan bahwa meskipun Pentagon belum melihat tanda-tanda bahwa China telah menyediakan peralatan militer untuk digunakan Rusia melawan Ukraina, Pentagon mengamati situasi "dengan sangat cermat," dan memperingatkan bahwa "jika mereka menempuh jalan itu, saya pikir itu akan sangat meresahkan masyarakat internasional."

        Dia kemudian memperingatkan bahwa jika Xi memutuskan untuk mempersenjatai Moskow, "hal itu akan memperpanjang konflik dan tentu saja memperluas potensi konflik - tidak hanya di wilayah tersebut, tetapi juga secara global."

        Pada Senin, pemimpin China memulai kunjungan kenegaraan selama tiga hari ke Moskow, mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Selama pertemuan tersebut, kedua belah pihak menandatangani lebih dari selusin dokumen tentang peningkatan kerja sama pertahanan, industri dan ekonomi.

        Moskow dan Beijing juga berjanji untuk "memperdalam hubungan kemitraan komprehensif dan interaksi strategis memasuki era baru."

        AS telah mengklaim bahwa Cina telah mempertimbangkan untuk mengirim senjata ke Rusia, sambil mengancam "konsekuensi" jika mereka melakukan langkah tersebut. Namun, Beijing telah menepis rencana tersebut, menuduh Washington "menyebarkan informasi palsu" dan "mengipasi api" konflik Ukraina.

        "Amerika Serikat dan bukannya China yang tanpa henti mengirimkan senjata ke medan perang," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin bulan lalu.

        Sejak dimulainya konflik Ukraina lebih dari setahun yang lalu, negara-negara Barat telah memasok Kiev dengan sejumlah besar peralatan militer, dengan AS sendiri telah memberikan lebih dari 32,5 miliar dollar AS dalam bentuk bantuan keamanan.

        Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat bahwa dukungan semacam itu hanya akan memperpanjang konflik dan menjadikannya peserta langsung dalam permusuhan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: