Anies Baswedan Pemimpin Intoleran? Jubir Koalisi Perubahan Tegas Minta Lihat Rekam Jejak: Anies Itu Sosok yang...
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Juru Bicara Relawan Perubahan Indra Kusumah blak-blakan soal sosok Bacapres mereka yakni Anies Baswedan. Menurut Indra, Anies merupakan sosok yang mengedepankan politik kolaborasi.
Hal itu menurutnya sudah diperlihatkan eks gubernur DKI tersebut saat memimpin Jakarta. Dia mengatakan itu demi menjawab kritik berbagai pihak setelah Anies menyebut calon yang bersaing dalam kontestasi politik memiliki identitas.
"Lihat rekam jejaknya, saat sudah selesai menjabat gubernur, Mas Anies berkunjung, pamit dengan pemuka-pemuka agama di Jakarta, dekat dengan para tokoh lintas agama," kata Indra melalui layanan pesan, Sabtu (25/3).
Indra bahkan mengeklaim bahwa Anies selalu membuat kebijakan yang adil dalam membangun rumah ibadah tanpa melihat kaum mayoritas atau minoritas.
"Mas Anies kerap menyebut, Jakarta harus menjadi rumah bagi siapa saja, karenanya, keadilan harus menjadi nomor satu dalam pembangunan,” tutur Indra.
Dia berharap pernyataan Anies soal calon yang bersaing dalam kontestasi politik memiliki identitas tidak disalahartikan.
Sebab, Anies hanya berusaha mengatakan bahwa dalam perbedaan, baik itu gender, etnis, dan agama, pasti akan ada pilihan yang terbelah. "Oleh karena itu, Mas Anies dalam setiap forum dan safari politiknya berusaha untuk menghindari hal tersebut dengan tidak membedakan setiap ras, etnis, golongan, maupun agama,” ungkap Indra.
Dia mengatakan pihaknya ke depan terus mengampanyekan strategi politik kolaborasi yang mampu merangkul semua kalangan untuk menciptakan demokrasi yang damai dan kondusif.
"Jadi, tak masalah bagi siapa pun untuk tidak suka kepada Mas Anies, tetapi kami akan selalu mengajak siapa pun untuk berdiskusi, bersama-sama membangun gerakan-gerakan yang kontributif membawa perubahan," kata dia.
Sebelumnya, Bacapres 2024 Anies Baswedan mengatakan setiap calon yang bersaing di kontestasi politik akan selalu memiliki identitas, sehingga praktik itu tak bisa dihindari.
"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya, calon yang bersaing itu laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," ucap Anies di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (17/3) malam.
Dalam forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa yang diselenggarakan Partai NasDem itu, Anies juga menyebut politik identitas bisa terjadi bila ada dua calon yang berbeda suku.
Anies menilai, pada situasi tersebut pendukung kedua kubu bisa berkutat dengan isu perbedaan suku.
Ia pun menilai hal tersebut lumrah terjadi di pemilu. Anies pun mengisahkan soal Pilkada DKI 2017 yang ia sebut persaingan antar pasangan calon dengan latar belakang beda agama.
Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
"Terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: