Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gegara 3 Bank AS Kolaps, Bos BI Akui Banyak Investor Tahan Modalnya ke Negara Berkembang

        Gegara 3 Bank AS Kolaps, Bos BI Akui Banyak Investor Tahan Modalnya ke Negara Berkembang Kredit Foto: Bank Indonesia
        Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

        Kebangkrutan tiga bank asal Amerika Serikat yakni Silicon Valley Bank, Signature Bank dan Silvergate, membuat sejumlah negara mewanti-wanti dampak rembetan yang akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung.

        Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengakui, penutupan tiga bank tersebut berdampak ke sektor investasi di mana kini banyak investor yang menahan untuk menanamkan modalnya di negara-negara berkembang. Baca Juga: Genjot Inklusi Keuangan Indonesia, BI Ungkapkan 4 Kunci Jitu

        "Untuk keadaan yang baru-baru ini tiga bank AS yang runtuh. Ini membuat para investor atau yang punya modal menahan untuk berinvestasi di negara-negara berkembang," katanya, dalam Gala Seminar bertajuk Enchancing Policy Callibration for Macro Financial Resillience di Nusa Dua, Bali, Rabu (29/3/2023).

        Oleh karena itu, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan melakukan pengawasan yang tinggi terhadap kejadian tersebut.

        "Selama krisis finansial global, saya bersama bu Sri Mulyani bekerja sangat keras untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dan stabilitas terjaga," tutur Perry.

        Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pihaknya sudah melakukan konsolidasi dengan BI, OJK dan LPS. Hal ini untuk menyiapkan pengaman bahwa kondisi ke depan sulit diprediksi.

        "Kami berdiskusi dan kami mendalami dan terus melakukan stress test. Kami dapat membuat buffer karena kami benar-benar tidak tahu 6 bulan atau 12 bulan situasinya tidak berjalan dengan baik dan. Membutuhkan semua kekuatan gabungan untuk menghadapi ketidakpastian semacam ini," ucap Sri Mulyani.

        Adapun kebangkrutan Silicon Valley Bank ini menjadi kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah Amerika setelah Washington Mutual pada 2008 lalu. Silicon Valley Bank mulai mengalami kebangkrutan sejak nasabahnya yang mayoritas adalah perusahaan teknologi menarik simpanan mereka karena membutuhkan uang tunai untuk pembiayaan. Baca Juga: Singgung Bangkrutnya Silicon Valley Bank, Wamenkeu Minta Perbankan Tanah Air Siap Siaga

        Silicon Valley Bank sampai harus menjual obligasinya untuk menutup kerugian akibat penarikan itu. Namun, karena kenaikan tingkat suku bunga, aset-aset bank itu semakin berkurang dan hilang. Usai Bangkrut, Silicon Valley Bank Diambil Alih Lembaga Penjamin Simpanan AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: