Manuvernya Bikin Resah, Pesawat Mata-Mata Amerika Diperingatkan Iran Begini
Angkatan Laut Iran mengembalikan sebuah pesawat pengintai Amerika Serikat setelah memasuki wilayah udara negara tersebut pada Minggu, kantor berita IRNA melaporkan. Iran sebelumnya telah menembak jatuh pesawat mata-mata AS.
Sebuah pesawat pengintai EP-3E milik Amerika Serikat diidentifikasi oleh angkatan laut Iran di atas Laut Oman pada Minggu (2/4/2023) sore, kantor berita milik pemerintah melaporkan. Setelah mendapat peringatan dari angkatan laut, pesawat tersebut kembali ke wilayah udara internasional, lanjut laporan tersebut.
Baca Juga: Think Tank Amerika: Ada Aktivitas Intensitas Tinggi di Situs Nuklir Utama Korea Utara
Mengutip para pejabat angkatan laut, kantor berita Tasnim Iran mengatakan bahwa pesawat tersebut tidak benar-benar memasuki wilayah udara Iran, dan berbalik arah sebelum sempat melakukannya.
"Pasukan angkatan laut Iran memberikan peringatan kepada pesawat tersebut dan memblokir masuknya pesawat tersebut secara tidak sah ke dalam wilayah udara Iran," demikian bunyi laporan tersebut.
Pada saat artikel ini ditulis, pihak AS belum mengomentari dugaan insiden tersebut.
Lockheed EP-3E adalah varian pengintai sinyal elektronik dari P-3 Orion dan dirancang untuk berpatroli dengan kecepatan rendah di lepas pantai musuh dan mencegat komunikasi.
Pada tahun 2001, sebuah EP-3E yang dioperasikan oleh angkatan laut AS bertabrakan dengan jet pencegat J-8 milik Cina di atas Laut China Selatan.
Setelah membongkar EP-3E, China akhirnya mengembalikan pesawat dan 24 awaknya ke AS, tetapi hanya setelah menagih Washington untuk biaya pengiriman dan makanan serta penginapan selama 11 hari yang disediakan untuk para awak.
AS sering menggunakan pesawat berawak dan tak berawak untuk mengawasi Iran. Pada tahun 2019, pasukan pertahanan udara Iran menembak jatuh pesawat pengintai RQ-4 Global Hawk milik AS di atas Selat Hormuz.
Teheran mengatakan bahwa pesawat tersebut telah melanggar wilayah udaranya, sementara Washington bersikeras bahwa pesawat tersebut berada di wilayah udara internasional.
Presiden AS Donald Trump menanggapi penembakan tersebut dengan memerintahkan serangan rudal pembalasan, sebelum membatalkan serangan tersebut karena keengganannya untuk menimbulkan korban manusia setelah kehilangan pesawat tak berawak.
Trump malah menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat militer Iran dan mengizinkan serangan siber terhadap sistem komputer militer Iran, yang kemudian digagalkan oleh Teheran.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: