Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bisa Tekan Emisi Karbon Dibandingkan Pakai BBM, KESDM Gencarkan Sosialisasi Konversi Motor Listrik

        Bisa Tekan Emisi Karbon Dibandingkan Pakai BBM, KESDM Gencarkan Sosialisasi Konversi Motor Listrik Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dirjen EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menyebutkan konversi ke motor listrik bermanfaat bagi masyarakat. Dadan menyebut, penggunaan motor listrik dapat menghemat pengeluaran dari sisi Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Rp 2,77 juta per tahun.

        “Kami harap manfaat dari program konversi dapat dinikmati masyarakat, antara lain untuk pemilik sepeda motor. Dengan perhitungan angka Pertalite bulan lalu sebesar Rp 2,77 juta per tahun per sepeda motor,” kata Dadan pada webinar bertajuk ‘Sosialisasi Bantuan Pemerintah Program Konversi Motor Listrik’ oleh Kementerian ESDM, Selasa (4/4/2023).

        Baca Juga: Bangun Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik, MBMA Perkuat Modal Melalui IPO

        Dadan mengatakan, pemerintah juga dapat menghemat anggaran kompensasi Pertalite. Penghematan yang dapat dilakukan sebesar Rp 18,6 miliar, jika pemerintah berhasil mengkonversi 50 ribu unit sepeda motor sesuai target.

        Hal senada juga disampaikan Gigih Udi Atmo, Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM. “Mungkin cara jawabnya kita harus itung-itungan dulu. Jadi analoginya seperti ini, kalau kita menggunakan motor bakar atau bbm itukan satu hari satu liter, satu liter itu bicara biayanya itu sekitar Rp10 ribu. Kita harus menghitung komponen CO2 setiap liter dalam satu hari,” kata Gigih.

        Gigih menyebut penggunaan motor listrik lebih sedikit mengeluarkan emisi karbon dibandingkan Pertalite. Ia menganalogikan motor listrik hanya memerlukan 1 kWh dalam satu harinya.

        Untuk diketahui, rata-rata sekali charge motor listrik membutuhkan 2 sampai 3 Kwh. Tarif PLN per kWh ialah Rp1.486 dikali dengan 2 Kwh, berarti sekali charge hanya butuh Rp2.972.

        Baca Juga: Tak Ikuti Komando Jokowi Hingga Hancurkan Mimpi Indonesia, Ganjar Pranowo: Saya Tak Pernah Menyesal

        “Kalau kita bicara mengenai motor listrik, maka kita akan menggantikan satu liter itu dengan 1 kWh. 1 kWh itu diitung, kita harus menghitung dulu listriknya. Banyak juga yang mengatakan bahwa listriknya tidak 100 persen EBT, misalnya bauran EBTnya 12 persen. Ternyata apabila di Net kan antara emisi dari BBM pertalite dengan sumber listrik Netnya masih positif. Artinya, kita bisa menghemat atau penurunan emisi dari program BBM ke motor listrik ini akan membantu mengurangi emisi C02 secara nasional. Kalau totalnya nanti kita hitungkan,” jelasnya.

        Selain tekan emisi karbon, Dadan juga mengatakan juga mengurangi emisi suara kendaraan. "Kita sudah berkomitmen untuk menurunkan 31,8% emisi GRK di tahun 2030, serta tentunya mengurangi kompensasi dari pertalite, serta penghematan biaya bahan bakar bagi masyarakat. Ini tentunya yang akan menerima tak hanya pemerintah benefitnya, tapi juga masyarakat yang secara langsung akan mendapat manfaat dari pengurangan biaya bahan bakar," ucap Dadan.

        Baca Juga: Tak Diundang Hadiri Diskusi, NasDem Sudah Dianggap Oposisi oleh Jokowi: Dukung Anies, Berseberangan!

        Pemerintah saat ini menargetkan untuk konversi motor listrik sebanyak 150 ribu unit untuk tahun depan.

        Baca Juga: FWESDM Bangkit, Siap Kawal Kedaulatan Energi Nasional

        “Bantuan pemerintah yang diberikan (kepada pemilik sepeda motor) adalah sebesar Rp 7 juta per unit sepeda motor, ini kira-kira setara dengan separuh biaya konversi,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: