Enggak Perlu Takut Belanja Online, Ini Tips Bertransaksi Digital Secara Aman
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Main Aman Saat Bertransaksi Online" pada Senin (3/4/2023).
Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Wakil Ketua III/Dosen STMIK Primakara, I Gede Putu Krisna Juliharta; Dosen UIN Alauddin Makassar, Andi Fauziah Astrid; serta Ketua Umum APIK PTMA & Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, Himawan Sutanto.
Teknologi informasi semakin berkembang secara masif, hal itu juga ditandai dengan jumlah pengguna internet yang kini mencapai 212,9 juta menurut laporan We Are Social dan HootSuite di awal 2023. Kini masyarakat makin nyaman dan percaya untuk bertransaksi online, termasuk keuangan digital yang dianggap berisiko tinggi.
"Diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital, yaitu sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital baik daring maupun luring bisa dilakukan secara aman," ungkap Dosen STMIK Primakara, I Gede Putu Krisna Juliharta narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Senin (3/4/2023).
Apalagi Indonesia menduduki posisi pertama negara dengan transaksi e-commerce terbesar dunia bahkan mengalahkan Inggris sebagai negara maju dengan nilai 88,1 persen. Meskipun belakangan banyak pemberitaaan tentang gerai di mall tutup, padahal pemiliknya sedang sibuk memindahkan kegiatannya dari offline ke online.
Akan tetapi transaksi online tentu memiliki risiko, seperti kiriman salah alamat, kualitas barang yang tidak sesuai, barang rusak saat pengiriman, data konsumen disalahgunakan, barang dikirim terlalu lama, adanya permainan harga, dan tingginya penipuan. Di sisi penjual juga terdapat risiko sehingga perlu juga mengetahui agar transaksinya bisa aman, seperti menggunakan e-commerce terpercaya agar bisa melapor ke bagian customer care jika mengalami masalah.
Menurut Krisna, penjual juga perlu memperbanyak metode pembayaran agar semakin kecil ditipu oleh pembeli fiktif. Sebagai pebisnis, penjual juga harus mau repot mencatat semua transaksi agar terlihat bagaimana untung rugi dan cashflow untuk memastikan bisnis berjalan baik.
Baca Juga: Begini Skenario Moeldoko untuk Mendepak Anies sebagai Capres
Dalam mengantisipasi akun online shop bodong, pembeli harus melihat apakah akun media sosial dinonaktifkan komentarnya. Pengikutnya di media sosial juga biasanya fiktif, pembeli juga mengajak komunikasi melalui pesan direct message (DM) jika transaksi dilakukan melalui media sosial.
Adapun ciri-ciri akun bodong di e-commerce bisa dilihat dari tidak adanya lambang star di pojok kiri, harga biasanya jauh dari standar, tidak terdapat ulasan positif, pembeli meminta DP saat transaksi, dengan ciri-ciri tersebut pembeli biasanya juga diajak transfer langsung ke rekening pembeli. Dari ciri-ciri tersebut, agar berbelanja online aman maka pembeli harus cari tahu reputasi penjual dengan mengecek ulasan produk, perhatikan apakah harganya masuk akal, sebaiknya baca deskripsi produk agar tidak salah ekspektasi, hindari transfer langsung dan hilangkan jejak data yang ada di bungkus barang.
"Konsumen juga bisa mengecek melalui cekrekening.id layanan dari Kominfo agar bisa diketahui apakah rekening aman," sambungnya.
Jika mengalami penipuan, meski tidak bisa mengembalikan uang namun korban dapat melaporkannya melalui sms agar terblokir nomor tersebut. Bisa juga melaporkannya ke cybercrime@polri.go.id dengan judul LAPOR penipuan online. Korban juga bisa langsung memblokir rekening penipu online, biasanya jika sudah melaporkan pihak bank akan melakukan pembekuan dana yang ditransfer. Saat pelaporan ke bank sertakan bukti transfer, data penipu dan dokumen persyaratan.
Narasumber berikutnya Dosen UIN Alaudin Makassar, Andi Fauziah Astrid mengatakan belanja online memang menjadi cara mudah untuk membeli apapun dan tetap ada risiko, namun ada banyak cara bagi pengguna untuk mengamankan data-data pribadinya. "Kemenkominfo mencatat ada 1.730 konten penipuan online di Indonesia dengan kerugian mencapai Rp18,7 triliun selama periode 2017-2021," ungkapnya.
Hal ini terjadi lantaran masyarakat tidak waspada terhadap penipuan online. Di mana semakin canggih transaksi online maka semakin canggih juga penipuannya. Pengguna juga harus mewaspadai jika akun untuk berbelanja online diretas, sehingga perlu mengamankannya dengan penggunaan password yang kuat dan rutin menggantinya sekitar tiga bulan sekali, hindari juga penggunaan password yang sama untuk semua akun. Agar akun terlindungi, maka pakai fitur 2 faktor otentikasi sebagai pengamanan berlapis.
"Kalau kita memilih antara menabung dan belanja online maka itu terkait dengan konteks budaya digital di mana sudah berkembang sekali dan melampaui batasan-batasan realitas dalam kehidupan kita," sambung nara sumber berikutnya, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, Himawan Sutanto.
Perubahan itu juga mengubah dunia menjadi cenderung datar, bahwa semua yang berhubungan dengan kepentingan manusia cukup dengan handphone. Sehingga saat mau membayar tagihan, belanja online cukup dengan cashless dan bentuk uang elektronik, memunculkan godaan belanja online. "Bahkan sekarang ada kredit secara online dari pinjol dan sebagainya, seperti pay letter tawaran konteks belanja online sangat memengaruhi perilaku kita," papar Himawan.
Baca Juga: Habis Disindir Jokowi Soal Tanda Tangan, Ganjar Pranowo Membuat Pengakuan: Saya Tidak Pernah...
Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun resmi Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar