Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anwar Ibrahim Disenggol China Gegara Laut China Selatan, Dengar Balasannya Ngena!

        Anwar Ibrahim Disenggol China Gegara Laut China Selatan, Dengar Balasannya Ngena! Kredit Foto: Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
        Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

        Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan, China telah menyatakan keprihatinan atas proyek eksplorasi energi yang dilakukan perusahaan gas dan minyak milik Negeri Jiran, Petronas, di Laut China Selatan. Kendati demikian, Anwar menegaskan bahwa proyek tersebut dilakukan di wilayah Malaysia.

        Anwar menjelaskan, keprihatinan China terkait proyek eksplorasi Petronas itu didasari oleh klaim teritorial mereka atas Laut China Selatan.

        Baca Juga: Peringatan Serius! Jokowi Harus Segera Bersih-bersih Kabinet, Kisah Muhyiddin di Malaysia Disebut Bisa Terjadi di Indonesia!

        “Saya tegaskan bahwa Malaysia melihat wilayah itu sebagai wilayah Malaysia. Sehingga Petronas akan melanjutkan kegiatan eksplorasinya di sana,” kata Anwar, Selasa (4/4/2023), tanpa merinci proyek atau lokasi eksplorasi Petronas.

        Namun Anwar mengungkapkan, Malaysia terbuka untuk negosiasi jika China merasa wilayah tempat Petronas melakukan eksplorasi adalah milik mereka. Dia mengatakan, ASEAN pun berpandangan bahwa sengketa klaim di Laut China Selatan harus diselesaikan lewat perundingan atau negosiasi.

        Petronas dan Kedutaan Besar China di Kuala Lumpur belum merilis komentar atau keterangan terkait isu proyek eksplorasi di Laut China Selatan tersebut. Petronas mengoperasikan ladang minyak dan gas di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Malaysia sepanjang 200 mil.

        Dalam beberapa tahun terakhir, kapal-kapal Petronas telah beberapa kali berhadapan atau berpapasan dengan kapal-kapal China.

        Pekan lalu, lembaga kajian yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI), mengungkapkan, dalam sebulan terakhir, sebuah kapal penjaga pantai China beroperasi di dekat pengembangan gas Kasawari Petronas di lepas pantai negara bagian Sarawak Malaysia.

        Kapal penjaga pantai China itu mendekat hingga berjarak 1,5 mil dari proyek tersebut. Menurut AMTI, sebuah kapal angkatan laut Malaysia disiagakan di daerah tersebut.

        Anwar Ibrahim baru saja melakukan kunjungan ke China pekan lalu. Dia pun sempat bertemu Presiden China Xi Jinping pada Jumat (31/3/2023). Salah satu isu yang dibahas Anwar dan Xi adalah tentang persengketaan klaim di Laut China Selatan.

        Kepada Xi, Anwar menyampaikan, Malaysia siap bernegosiasi dengan China.

        Baca Juga: Jenderal Amerika Ketar-Ketir dengan Rencana Pangkalan Angkatan Laut China di Afrika, Lihat Penyebabnya

        “China juga mempertaruhkan klaim atas wilayah tersebut (Laut China Selatan). Saya katakan sebagai negara kecil yang membutuhkan sumber daya minyak dan gas, kita harus melanjutkan, tetapi jika syaratnya harus ada negosiasi, maka kita siap untuk bernegosiasi,” kata Anwar ketika bertemu Xi, dilaporkan kantor berita Malaysia, Bernama, Senin (3/4/2023).

        Bernama tidak menjelaskan sengketa mana atau wilayah mana di Laut China Selatan yang dimaksud Anwar dalam pernyataannya. Sementara itu, dilaporkan laman China Global Television Network (CGTN), ketika bertemu Anwar, Xi mendorong kedua negara agar mempromosikan kerja sama serta pembangunan di berbagai bidang.

        Tahun ini menandai peringatan 10 tahun kemitraan strategis komprehensif China-Malaysia. Sementara tahun depan, kedua negara akan memperingati 50 tahun terbangunnya hubungan diplomatik.

        Terkait isu Laut Cina Selatan, Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan, negaranya siap bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara untuk mempercepat konsultasi kode tata perilaku atau Code of Conduct (CoC) di wilayah perairan tersebut. Hal itu disampaikan ketika dia menerima kunjungan Anwar Ibrahim, Sabtu (1/4/2023) pekan lalu.

        “Asia adalah rumah kita bersama dan kerja sama yang saling menguntungkan adalah satu-satunya pilihan yang tepat,” kata Li, dilaporkan kantor berita China, Xinhua.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: