Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amerika Alami Inflasi Tertinggi Sejak Tahun 2007, Miliarder Ini Peringatkan Harga Rumah dan Biaya Sewa Bakal Jatuh!

        Amerika Alami Inflasi Tertinggi Sejak Tahun 2007, Miliarder Ini Peringatkan Harga Rumah dan Biaya Sewa Bakal Jatuh! Kredit Foto: Antara/ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Miliarder AS, Barry Sternlicht memprediksi inflasi akan turun karena harga sewa dan rumah jatuh. Hal tersebut disampaikan Sternlicht dalam sebuah wawancara dengan CNBC baru-baru ini.

        Meskipun inflasi tempat berlindung dalam laporan Indeks Harga Konsumen melonjak 8,1% tahun-ke-tahun di bulan Februari, ukuran inflasi perumahan saat ini, seperti harga sewa, merosot tajam. Selama kuartal terakhir, sewa efektif di unit multikeluarga turun di 76% pasar perumahan, dan sewa efektif turun sekitar 1% secara nasional, menurut laporan terbaru dari Moody's Analytics.

        Melansir Yahoo Finance di Jakarta, Kamis (6/4/23) pelonggaran harga sewa pada akhirnya akan menurunkan inflasi tempat tinggal, kata para ahli, karena harga perumahan riil dalam perekonomian sering kali tertinggal dari statistik resmi sekitar 18 bulan.

        Baca Juga: Ambyar! Miliarder 92 Tahun Ini Gagal Menikah, Padahal Pertunangannya Heboh Jadi Berita Utama di Mana-mana!

        Sternlicht memperkirakan bahwa dampak dari harga sewa yang lebih rendah akan muncul pada pertengahan tahun yang dapat menunjukkan kemajuan besar dalam perang melawan inflasi Fed karena harga rumah menyumbang sekitar sepertiga dari headline CPI.

        "Semuanya sama, inflasi turun," tambahnya. Ia merujuk ke daerah lain yang terkena dampak penurunan harga, seperti makanan dan energi.

        Komentator pasar lainnya tidak setuju, mereka memperingatkan bahwa inflasi masih menjadi masalah dan harga bisa tetap kaku kecuali Fed mempertahankan pembatasan suku bunga. Para bankir bank sentral telah menaikkan suku bunga lebih dari 1.700% pada tahun lalu untuk menurunkan harga yang tinggi, di mana masih jauh di atas target inflasi Fed sebesar 2%.

        Tetapi kelambatan dalam data ekonomi berarti inflasi kemungkinan jauh lebih rendah daripada yang diperkirakan Fed, Sternlicht sebelumnya berpendapat, membuat kasus bahwa Fed harus memutar kembali kebijakan agresifnya untuk menghindari pengetatan ekonomi yang berlebihan ke dalam resesi.

        Inflasi saat ini tertinggi sejak tahun 2007. Ia mengatakan resesi tak terelakkan, dan memperkirakan penurunan parah ke depan untuk ekonomi AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: