Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Wacana pembentukan Koalisi Besar Istana terus jadi sorotan publik. Salah satu yang jadi perhatian adalah mengenai ikut atau tidaknya PDIP dalam koalisi tersebut.
Mengenai hal ini, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno, menganggap segala kemungkinan bisa terjadi selama proses penjajakan. Begitu pula dengan kemungkinan PDIP bergabung walaupun mematok syarat kader banteng yang diusung menjadi capres.
"Segala sesuatu bisa dimusyawarahkan, dibicarakan. Bisa didiskusikan," katanya di Kantor DPP PAN, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Menurut Eddy, penjajakan yang dilakukan sekarang ini merupakan upaya membangun konsensus bersama. Maka setiap partai harus bermusyawarah dan mufakat terlebih dulu untuk memastikan terbentuknya koalisi besar.
"Kita mengutamakan sebuah konsensus besar bisa dicapai dan ini adalah tujuannya," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR itu, juga mengingatkan PAN tidak memiliki hambatan psikologis untuk mengusung kandidat capres dari partai lain.
Selain membuka opsi mendukung kader dari PDIP, PAN juga siap mendukung apabila koalisi besar nantinya mengusung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"PAN itu termasuk partai yang sudah dua kali mengusung Pak Prabowo di dalam pilpres. Bekerja sama dengan Pak Prabowo, dengan Gerindra sudah cukup baik. Jadi ibaratnya kalau ada pembicaraan yang lebih intensif lagi dengan Gerindra, dengan Pak Prabowo ya kita ibaratnya PAN tinggal klik, begitu saja," jelas Eddy.
Kendati demikian, Eddy tidak bisa memastikan apakah koalisi besar nantinya bisa terbentuk setelah Lebaran 2023. Menurutnya pembentukan koalisi tidak bisa ditargetkan karena masih ada cukup waktu bagi partai-partai mencari persamaan sikap.
"Kita bicara pilpres masih cukup panjang waktunya, sehingga memang untuk membangun koalisi itu kita punya waktu untuk berdialog untuk menyamakan visi-misi," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: