Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jaga Perekonomian di Tengah Ancaman Resesi, Kolaborasi Bersama Harus Diperkuat

        Jaga Perekonomian di Tengah Ancaman Resesi, Kolaborasi Bersama Harus Diperkuat Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menilai kolaborasi bersama perlu diperkuat terus guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman resesi dan ketidakpastian global.

        Hasil kolaborasi bersama telah dirasakan manfaatnya dimana pada tahun 2022 menjadi titik bangkit sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal ini terlihat dari capaian indikator kinerja utama Kemenparekraf, diantaranya jumlah kunjungan wisata mancanegara (Wisman) yang terealisasi 5,47 juta, nilai devisa pariwisata sebesar 6,7 miliar dolar AS, serta jumlah tenaga kerja pariwisata terealisasi 22,89 juta orang.

        "Alhamdulillah, tentunya keberhasilan tersebut hasil kerja kolaborasi bersama lintas institusi, pelaku usaha, media, serta komunitas dan masyarakat," ujar Menparekraf Sandiaga S. Uno saat memberikan pidato kuncinya dalam webinar Warta Ekonomi bertajuk 'Peran BUMN sebagai Benteng Perekonomian Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global 2023' di Jakarta, akhir pekan kemarin.Baca Juga: Bukti Indonesia Bercahaya Saat Gelapnya Dunia, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dinaikkan IMF!

        Menurut Sandiaga, hal ini perlu dilakukan dan diperkuat terus dalam rangka upaya bersama mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pemerintah sendiri dalam UU APBN 2023 telah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,3% (yoy). Sementara Bank Indonesia memprakirakan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 berada di kisaran 4,5% - 5,3% (yoy).

        "Dan penciptaan lapangan kerja yang luas, kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu, serta memahami kebutuhan masyarakat," tukasnya.

        Tak hanya itu, BUMN juga turut berperan penting dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi. Pasalnya tidak sedikit BUMN yang menjadi market leader di bidangnya masing-masing.

        Salah satunya, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang merupakan BUMN yang mendukung Perekonomian melalui sektor Perkebunan. Kinerja keuangan PTPN terus meningkat di 3 tahun terakhir dan berpotensi untuk terus meningkat. Pada tahun 2022, PTPN membukukan pendapatan Rp55,9 triliun, naik 14% dibandingkan tahun sebelumnya.

        Untuk lebih meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian, PTPN akan melakukan integrasi melalui pembentukan 3 SubHolding yakni PalmCo, SugarCo dan SupportingCo. Selain itu, perseroan juga berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias IPO. Baca Juga: Menparekraf Dorong Pengusaha Muslim Kolaborasi Ciptakan Ekosistem Digital Ekonomi Syariah

        "Rencana integrasi dan IPO PTPN akan berfokus pada 6 tujuan diantaranya Value Discovery dimana terdapat potensi nilai tambah dari aset perkebunan. Lalu Value Maximization dengan memaksimalkan penciptaan value, mendorong peningkatan margin EBITDA sebesar ~ 5-10 poin selama 5 tahun ke depan
        melalui peningkatan hasil dan optimalisasi biaya,"kata Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III, Mahmudi dalam webinar tersebut.

        Selanjutnya, Value Protection yang bertujuan untuk meningkatkan ESG, ketahanan pangan dan mendorong agenda pembangunan nasional. Dia memperkirakan IPO dapat meningkatkan ekuitas perusahaan, karena terdapat tambahan dana Rp6 – 8 triliun yang berasal dari hasil IPO tersebut.

        Sementara itu, Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia (IndonesiaRe) Benny Waworuntu mengatakan, reasuransi sebagai backbone, memegang peranan yang penting dalam cover risiko-risiko yang terjadi di lingkungan masyarakat, IKNB, Bank dan industri lainnya, melalui perusahaan-perusahaan asuransi.

        "Tiga hal penting bagi perusahaan Reasuransi Padat Modal (Highly Intensive Capital) karena memerlukan kekuatan permodalan yang memadai untuk dapat menahan risiko dari perusahaan asuransi. Global Capability yakni memiliki sumberdaya yang berdaya saing global, dan memiliki ekosistem global," pungkasnya. Baca Juga: Enggak Pake Ribet Lagi, Dompet Digital Kian Mudahkan Transaksi Ekonomi

        Dengan tiga hal itu, diharapkan industri reasuransk dapat menjaga sustainability dan menciptakan ekosistem industri perasuransian nasional yang bertumbuh dan bertanggung jawab melalui peran pertanggungan ulang terhadap risiko-risiko yang diterima oleh perusahaan asuransi. "Dengan terciptanya ekosistem industri perasuransian yang sehat, akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," tambahnya.

        Dalam kesempatan yang sama, Subject Matter Expert Digital WE Finance, Bari Arijono sepakat bahwa BUMN berperan sangat penting dalam menjaga perekonomian Indonesia dari ancaman resesi global. Hal ini terlihat dari kontribusi BUMN untuk negara yang meningkat selama pandemi Covid-19, dimana pada kuartal III 2022 tercatat sebesar Rp1.198 triliun atau meningkat Rp68 triliun dibandingkan tahun lalu. Baca Juga: Hebat! Produk UMKM Rumah BUMN Pertamina Dijual di Department Store

        "Transformasi BUMN berlanjut dengan 4 agenda utama yakni blacklist komisaris dan direksi BUMN nakal, menyederhanakan peraturan menteri dari 45 menjadi 3, roadmap Kementerian BUMN 2024-2034, dan penguatan tata kelola investasi dana pensiun BUMN," ucap Bari.

        Adapun webinar ini terselenggara berkat dukungan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Permodalan Nasional Madani, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Reasuransi Indonesia Utama, dan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: