Ketar-ketir Konflik Bersenjata, Menlu Retno Kontak Sudan: Lindungi Keselamatan WNI!
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi merespons konflik bersenjata antara Militer Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) dan Rapid Support Force/RSF yang mengancam keselamatan warga negara Indonesia di Sudan.
"Titik pertempuran juga terjadi di Markas RFS, salah satunya berlokasi di dekat Universitas Internasional Afrika, di mana banyak WNI bertempat tinggal," ungkapnya, dalam konferensi pers, dikutip Jumat (21/4/2023).
Retno menegaskan bahwa begitu terjadi konflik militer ini, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI langsung mengeluarkan pernyataan keprihatinan serta seruan penyelesaian damai dan menekankan keselamatan warga sipil harus terus menjadi prioritas.
"KBRI Khartoum telah melakukan berbagai upaya untuk melakukan evakuasi WNI menuju ke safe house dan juga memberikan bantuan logistik untuk WNI," lapornya.
Retno berujar, upaya ini juga beberapa kali mengalami tantangan, sekali lagi karena pertempuran antara para pihak yang bertikai masih terus berlangsung.
Baca Juga: Sri Mulyani dan Retno Marsudi: LDKPI Kucurkan Hibah Rp109 Miliar, Salah Satunya ke Palestina
"Beberapa kali Wisma Indonesia dan KBRI juga terimbas oleh terus berlangsungnya pertempuran. Alhamdulillah, semua WNI dan staf KBRI dalam keadaan selamat," ucapnya.
Dia mengungkapkan, perkembangan ini menimbulkan keprihatinan yang sangat dalam dan kewaspadaan yang sangat tinggi.
Retno lalu menyampaikan, KBRI Khartoum terus melakukan komunikasi dan permintaan pelindungan WNI kepada Kementerian Luar Negeri Sudan
"Saya juga telah mengirim pesan ke Menlu Sudan untuk meminta pembicaraan per telepon. Namun sampai saat ini belum ditanggapi," pungkasnya.
Retno menuturkan, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Abdul Kadir Jailani juga telah melakukan kontak dengan Duta Besar Sudan di Jakarta yang mengirimkan pesan yang sama bahwa Retno ingin bicara dengan Menlu Sudan untuk meminta pelindungan terhadap misi diplomatik dan juga keselamatan WNI yang ada di Sudan.
Sebagai informasi, jumlah WNI yang tercatat di KBRI Khartoum adalah 1.209 orang. Sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa dan bertempat tinggal di Khartoum.
"Sejak awal terjadinya konflik bersenjata, KBRI Khartoum terus melakukan kontak dengan para WNI. Satu hari setelah pertempuran terjadi, yaitu tanggal 16 April 2023, Kemlu RI dan KBRI Khartoum mengadakan pertemuan virtual dengan para WNI dan berbagai organisasi masyarakat Indonesia di Sudan guna memberikan update situasi keamanan dan menjelaskan langkah-langkah kontingensi," jelasnya.
Baca Juga: Menlu Amerika: Kami Prihatin dengan Situasi di Sudan
Kata Retno, KBRI Khartoum bekerja sama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan Indonesia di Sudan juga telah mendistribusikan bahan pangan dan logistik kepada WNI yang memerlukannya.
"Seperti yang saya sampaikan tadi, pemberian bantuan logistik tidak mudah dilakukan di tengah pertempuran yang terus terjadi. Tentunya, keselamatan selalu menjadi prioritas utama," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: