Elite Muhammadiyah Geleng-Geleng Kepala dengan Kelakuan Peneliti BRIN: Provokatif, Kriminal, dan Di Luar Batas...
Sekretaris PWM DIY, Arif Jamali Muis menyorot tajam ucapan dari Pakar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang (AP) Hasanuddin.
Dirinya keheranan mengapa akademisi tersebut sampai menyuarakan ancaman pembunuhan tersebut warga Muhammdiyah.
Baca Juga: Tunggu Ketegasan Jokowi, Elite Muhammadiyah Respons Keras Ucapan Peneliti BRIN: Kami Mengimbau...
Menurutnya, hal ini merupakan ujaran kebencian dan bukannya sebuah diskusi akademik yang harus dijalankan seorang yang menuntut ilmu.
"Tentu kita prihatin dan sangat menyesalkan pernyataan Thomas Djamaludin dan AP Hasanuddin yang sangat provokatif di luar batas dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara," kata Sekretaris PWM DIY, Arif Jamali Muis dalam keterangan tertulisnya yang sudah diizinkan untuk dikutip Republika.co.id, Senin (24/4/2023).
Arif mengatakan, Thomas sebagai seorang ilmuwan yang bergelar jabatan akademik tertinggi profesor mengeluarkan pernyataan dengan nada kebencian dan ketidaksukaan terhadap Muhammadiyah. Thomas sendiri mengatakan bahwa Muhammadiyah organisasi yang tidak taat pemerintah.
"Ditambah pernyataan AP Hasanuddin yang katanya pegawai BRIN sudah mengarahkan kepada kriminalitas yaitu ancaman pembunuhan," ujar Arif.
Baca Juga: Turun Menangani Carut-marut Ancaman Terhadap Warga Muhammadiyah, BRIN Siap Hukum Penelitinya
Sebelumnya, ramai di media sosial Facebook terkait balasan komentar dari peneliti BRIN AP Hasanuddin. Komentar pakar astronomi BRIN itu, menyinggung perbedaan jadwal Idul Fitri 1444 Hijriah warga Muhammadiyah, dan menganggap mereka sebagai musuh bersama dalam hal takhayul, bid'ah dan khurafat.
Arif meminta apa yang menimpa Muhammadiyah karena perbedaan dalam menentukan 1 Syawal untuk dianggap sebagai hal yang biasa dan wajar.
Ia pun mencontohkan intimidasi yang terjadi pada pendiri Muhammadiyah dulunya, yakni KH Ahmad Dahlan.
Baca Juga: Elite BRIN Bilang Warga Muhammadiyah Akan Dihabisi, Ulama Balik Menanggapi: Jika Kepolisian...
Arif menyebut, KH Ahmad Dahlan beserta santrinya juga pernah diintimidasi ketika melakukan pembaruan dengan memperbaiki arah kiblat. KH Ahmad Dahlan dianggap kafir, bahkan langgarnya dirobohkan dan dibakar.
"Walau 100 tahun kemudian, umat islam meyakini tentang arah kiblat yang disampaikan oleh Kiai Dahlan, bahkan Kemenag menerbitkan sertifikat/surat keterangan tentang arah kiblat di masjid-masjid," tuturnya.
Arif pun berharap aparat kepolisian mengambil tindakan cepat dan antisipatif sesuai undang-undang yang berlaku.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk menyerahkan masalah ancaman dan ujaran kebenciaan terhadap Muhammadiyah ini kepada aparat yang berwajib.
Baca Juga: Dibayangi Ancaman Pembantaian, Dadang Kahmad Tanggapi Seruan Elite BRIN: Warga Muhammadiyah, Mari...
Arif menegaskan, salah satu kepribadian Muhammadiyah yakni taat pada perundang-undangan yang berlaku. "Kita semua konsisten saja dengan arah perjuangan Muhammadiyah, karena apa yang kita lakukan adalah untuk umat dan bangsa, serta selalu mengharapkan ridhA Allah SWT," tegas Arif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: