Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Cuma Bercampur dan Berjarak, Kemenag Indramayu Temukan Fakta Lain Soal Ponpes Al Zaytun: Ada Non-Muslim Ikut Salat

        Tak Cuma Bercampur dan Berjarak, Kemenag Indramayu Temukan Fakta Lain Soal Ponpes Al Zaytun: Ada Non-Muslim Ikut Salat Kredit Foto: Instagram
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Momen Idulfitri tahun 1444 Hijriah kali ini diwarnai dengan viralnya Islam Al Zaytun. Hal ini bermula dari tersebarnya foto saat anggota Pesantren tersebut melakukan Salat Idulfitri (Id) yang beredar di media sosial.

        Warganet dihebohkan dengan potret adanya seorang wanita di barisan depan shaf salat hingga soal jarak yang terlalu renggang, berbeda dengan ketentuan salat Islam pada umumnya.

        Baca Juga: Viral karena Shaf Salat Digabung Antara Laki-laki dan Perempuan, MUI Jabar Minta Polisi Selidiki Ponpes Al-Zaytun

        Mengenai hal ini, Kementerian Agama (Kemenag) Indramayu pun mendatangi pimpinan pesantren dan meminta klarifikasi, pada Rabu (26/4/2023). Namun, temuan Kemenag Indramayu justru mengungkap fakta lain.

        Kasubag TU Kantor Kemenag Kabupaten Indramayu, Aan Fathul Anwar, mengatakan, ternyata ada seorang non-Muslim yang ikut dalam barisan salat bersama Al Zaytun tersebut. Aan menyatakan bahwa Mahad Al-Zaytun selama ini menerapkan moderasi yang sangat bagus.

        "(Seorang Non-Muslim ditempatkan di barisan depan jamaah sholat) itu mungkin menghormati," tutur Aan kepada Republika, Kamis (27/4/2023).

        Baca Juga: Soal Ponpes Al-Zaytun, Peneliti Luar Negeri Jabarkan Kaitannya dengan Gerakan Radikal NII Palsu

        Lebih lanjut, Aan menyatakan Kemenag hanya bisa memberikan arahan dan tidak bisa memaksakan suatu paham atau ajaran yang diyakini kelompok tertentu selagi ajaran tersebut tidak menyimpang. Dia mencontohkan, di Indonesia ada NU, Muhammadiyah, Persis, Al Wasliyah, Al Irsyad dan lainnya.

        "Mereka muslim semua. Kita tidak bisa memaksakan dengan konsep pemahaman keagamaan mereka," tukas Aan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: