Kontroversi Monopoli Bisnis Lapas oleh Jeera, Anak Yasonna Laoly Buka Suara: Dasarnya Apa?
Founder Jeera Foundation, Yamitema Laoly akhirnya turun memberikan klarifikasi terkait adanya monopoli bisnis yang dilakukan oleh lembaganya di Lapas.
Anak Yasonna Laoly ini membantah hal tersebut dan mengatakan bahwa banyak lembaga yang ikut bekerja sama dengan lapas.
“Tudingan itu tidak benar sama sekali. Saya merasa heran dengan tuduhan melakukan monopoli bisnis, karena di dalam lapas ada banyak yayasan dan organisasi yang bekerja sama dengan pihak lapas. Jadi saya juga heran dengan tudingan monopoli bisnis di dalam lapas. Dasarnya apa? Karena sepengetahuan saya ada beberapa lembaga yang bekerja sama dengan pihak lapas,” ujar Yamitema kepada wartawan, Kamis (4/5).
Pimpinan Yayasan Jeera, Raden Gusti, menjelaskan pembentukan yayasan ini berawal dari semangat membina para narapidana supaya bisa mengembangkan diri. Baik itu aspek keahlian, jati diri, dan kemampuan setelah bebas.
“Saat itu, Yamitema diundang salah organisasi kepemudaan yang bicara soal rencana melakukan pembinaan para napi, beliau merasa tergerak dengan semangat karena napi pasti ingin hidup lebih baik setelah keluar nanti, tapi mereka tak punya skill sehingga kami bersepakat membentuk Yayasan Jeera,” ujar Raden.
Raden mengatakan sejak dibentuk tahun 2016 lalu, ada sekitar 500 warga binaan sudah diberikan pelatihan di bidang keterampilan tas kulit, barista kopi, seni musik,barber, seni lukis, sampai membuat roti.
“Tujuannya nanti setelah selesai menjalani hukuman penjara mereka sudah mempunyai bekal keterampilan, apakah musisi, mau jadi pelukis, barista atau usaha kerajinan. Banyak dari mereka yang sudah berhasil, walau tentu tidak semua berhasil juga, tapi paling tidak Yayasan Jeera ini bisa memberikan berkontribusi bagi mereka,” jelasnya.
Raden menambahkan, yayasan melihat warga binaan sebagai orang yang bermasalah secara sosial, namun mereka harus merubah hidupnya asalkan mereka mau dididik agar tidak bermasalah lagi. Maka Yayasan Jeera hadir untuk memberikan pendidikan.
Terkait tudingan yang beredar bahwa Yamitema terlibat dalam bisnis narkoba, Raden mengatakan tuduhan itu sangat keji. "Ini pembunuhan karakter dan fitnah keji. Beliau orang yang anti dengan narkoba, karena itu dalam kepengurusan maupun warga yang dibina selalu dilakukan tes urine untuk dipastikan tak ada yang menggunakan narkoba,” jelasnya.
Baca Juga: Tegas Menolak Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, PENA 98: Kami Mendukung Ganjar Pranowo!
Ketika disinggung terkait isu aktor Tio Pakusadewo yang pernah terlibat sebagai pelatih dalam kegiatan pembinaan seni lukis Yayasan Jeera, dia pada akhirnya diberhentikan karena ada pelanggaran. “Ya, benar beliau pernah terlibat di yayasan ini. Beliau pernah melakukan pelanggaran sehingga dikeluarkan dari program,” pungkas Raden.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: