Kondisi perekonomian nasional saat ini termasuk sektor industri di dalamnya masih menghadapi tantangan yang cukup berat di tahun 2023. Hal ini seiring dengan proyeksi perekonomian global yang diprediksi akan tumbuh melemah di kisaran 1,7%-2,9%.
Menteri Perindustrian (Menperin) RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, hal ini disebabkan melemahnya pertumbuhan ekonomi dari negara Amerika Serikat, Tiongkok, serta negara-negara maju di Eropa dan Jepang.
Baca Juga: Penghargaan Upakarti Kemenperin Dorong Kontribusi IKM Lebih Meningkat
"Tekanan inflasi yang mengakibatkan kenaikan suku bunga acuan yang turut dipengaruhi oleh dinamika ketegangan geopolitik dunia yang belum berakhir," kata Menperin pada sambutan Penganugerahan Penghargaan Upakarti Tahun 2022 di Gedung Kemenperin, Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Dibalik itu, lanjut Menperin, sektor industri manufaktur nasional masih menunjukkan kinerja sebagai penggerak utama perekonomian nasional yang dilihat dari indikator makro. Menperin menjelaskan, pada tahun 2022 sektor industri manufaktur tumbuh positif sebesar 5,01% dan memberikan kontribusi tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya sebesar 16,48% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,31%.
"Tren positif tersebut berlanjut di tahun 2023 yang sampai dengan bulan Maret 2023 industri manufaktur tercatat tumbuh positif sebesar 4,67% dan masih menjadi kontributor tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu sebesar 16,77%," ujarnya.
Berkaitan pada ekspor, pada tahun 2022 mencapai US$206,35 miliar atau surplus US$26,42 miliar yang berkontribusi sebesar 70,67% terhadap total ekspor nasional yang mencapai US$291,98 miliar. Pada tahun 2023 terjadi tren positif di mana sampai dengan bulan Maret ekspor industri manufaktur mencapai US$47,78 miliar yang berkontribusi sebesar 71,11% terhadap total ekspor nasional yang mencapai angka US$67,2 miliar dengan negara tujuan Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang.
Realisasi investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp457,6 triliun, berkontribusi sebesar 37,91% terhadap total investasi di tahun 2022.
"Sedangkan di tahun 2023, di tengah ketidakpastian perekonomian global, investasi di sektor industri manufaktur Indonesia terus mengalir, di mana triwulan 1-2023 tercatat realisasi investasi sebesar Rp 135,3 triliun yang berkontribusi sebesar 41,14% terhadap total investasi di triwulan 1-2023 senilai Rp328,9 triliun," jelasnya.
Terakhir, sektor industri manufaktur berada pada level ekspansif selama 20 bulan berturut-turut, yang dilihat melalui Purchasing Managers Index (PMI), rekor tersendiri bagi pencapaian tersebut. Pada bulan April 2023 PMI Indonesia menguat ke level 52,7, meningkat dari bulan sebelumnya yang berada pada level 51,9.
"Hal ini sejalan dengan nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan April 2023, yang juga berada pada level ekspansif di angka 51,38," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum