Hadiri Pertemuan Menkeu G7, Sri Mulyani Pamer Cara RI Turunkan Angka Kemiskinan
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri acara 'G7 Dialogue with Partner Countries' sebagai bagian dari rangkaian pertemuan Menkeu dan Bank Sentral G7 di Jepang.
"Menikmati makan siang sambil tetap produktif. Masih dalam rangkaian acara G7 Dialogue with Partner Countries, kami membahas bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Sri Mulyani, dalam unggahan Instagram @smindrawati, Jumat (12/5/2023).
Baca Juga: Sri Mulyani ke Mahasiswa: Penduduk Jepang Mulai Menua, Butuh Tenaga Kerja Indonesia
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani bercerita saat diberikan kesempatan khusus untuk menjadi salah satu penanggap presentasi ekonom terkemuka Profesor Stiglitz.
Profesor Stiglitz mengemukakan penelitiannya mengenai kesejahteraan yang tidak hanya diukur dari dimensi pendapatan konvensional (ketimpangan, kemiskinan, pengangguran, dll). Tetapi, juga dari dimensi non-pendapatan, seperti lingkungan, kesehatan, kesehatan mental, pendidikan, modal sosial, dan sebagainya.
"Topik mengenai kesejahteraan ini sangat penting karena merupakan bagian dari cita-cita Indonesia, yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkannya, kita telah melakukan banyak hal," ujar Sri Mulyani.
Bendahara Negara itu lalu memamerkan sejumlah upaya Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
"Alokasi anggaran untuk perlinsos kita tingkatkan. Termasuk, di masa pandemi Covid-19 sehingga kita berhasil menurunkan tingkat kemiskinan relatif cepat dari 10,2% selama pandemi, menjadi 9,6% pada tahun 2022," ungkapnya.
Di samping itu, lanjut Sri Mulyani, masih ada alokasi wajib 20% dan 5% dari APBN untuk pendidikan dan kesehatan.
"Kami juga telah menerapkan penganggaran responsif berbasis gender, penganggaran inklusif untuk disabilitas, serta pendanaan belanja pemerintah yang ramah lingkungan," sambungnya.
Menurut Sri Mulyani, kebijakan-kebijakan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk menciptakan pertumbuhan dan pembangunan yang seimbang, inklusif, dan berkelanjutan.
Baca Juga: Sri Mulyani Bakal Temui 7 Negara Maju di Jepang, Bahas Apa?
Lebih lanjut, dia memaparkan Indonesia akan terus meningkatkan upaya untuk mendorong inklusivitas dengan memberantas kemiskinan ekstrem dan mengurangi stunting.
"Melalui percepatan reformasi struktural juga kita fokus mengatasi berbagai kesenjangan, termasuk dalam hal sumber daya manusia, infrastruktur, juga peranan K/L," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: