Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Macam Sindir Jokowi, Sentilan JK Keras: Zaman Ibu Mega dan Pak SBY Tak Pernah Pengaruhi Partai Politik

        Macam Sindir Jokowi, Sentilan JK Keras: Zaman Ibu Mega dan Pak SBY Tak Pernah Pengaruhi Partai Politik Kredit Foto: Dokumen Pribadi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengungkit kepemimpinan dua presiden Indonesia sebelumnya, yakni Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia menyebut keduanya tidak pernah mempengaruhi partai politik.

        Pernyataan ini menanggapi manuver Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku akan membisiki nama capres cawapres kepada partai politik di acara Musyawarah Rakyat (Musra).

        Baca Juga: Gagah Pidato di Musra Padahal Bukan Ketum Partai, Jokowi Gunakan Relawan Jadi Panggung Politik?

        "Waktu kami, seperti saya sering katakan, zaman Ibu Mega, Pak SBY, sama sekali tidak mempengaruhi partai politik untuk memilih ini itu ndak. Jadi diberikan kepada partai-partai itu (kewenangan)," kata JK ditemui di kediamannya di Kawasan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023).

        Ia menyampaikan, memang partai-partai politik kekinian memiliki kewenangan untuk membangun koalisi. Hal itu wajar mengingat adanya ambang batas pencalonan 20 persen.

        "Kemudian bahwa ada koalisi partai masing-masing tentu adalah cara untuk mencapai aturan. Karena ini harus mencapai 20 persen. Partai cuma satu yang bisa mencapai 20 persen, karena itu butuh koalisi," ungkapnya.

        Untuk itu, kata JK, sebaiknya pembentukan koalisi hingga segala macam urusan Pilpres diberikan kewenangannya saja kepada para partai politik.

        JK lantas berbicara, ketika dirinya masih dalam pemerintahan sebagai Wakil Presiden tidak pernah mencampuri hal tersebut.

        "Tapi koalisi itu adalah kewenangan masing-masing. Kami waktu jadi pemimpin pemerintahan tidak mencampuri itu," tuturnya.

        Bisiki Parpol

        Sebelumnya, Jokowi belum membuka dokumen dari Musyawarah Rakyat atau Musra terkait nama-nama calon presiden yang direkomendasikan.

        Jokowi mengaku masih menunggu internal partai-partai dalam menentuka sosok capres dan cawapres pilihan. Mengingat kewenangan mencalonkan terdapat di partau politik atau gabungan partai politik yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden atay presidential threshold.

        "Belum saya buka. Jadi saya terus terang ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai untuk menyelesaikan urusan capres-cawapres," kata Jokowi di puncak acara Musra di Istora, Jakarta, Minggu (14/5).

        Kendati begitu, Jokowi mengaku akan memberikan bisikan kepada partai-partai.

        Baca Juga: Kritik JK soal Dominasi China di Ekonomi Indonesia, Budiman Diskakmat Seorang Pengacara

        "Sehingga itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai. Jadi kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi ya itu " kata Jokowi.

        "Jangan tergesa-gesa, jangan grusa-grusu, jangan pengen cepet-cepatan kalau Belanda masih jauh," sambungnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: