Usai Jepang dan Inggris, Jokowi dan Airlangga Temui Kanada, Brazil, Cook Island dan IMF di KTT G7
Dalam pelaksanaan hari kedua KTT G7 di Hiroshima Jepang, Presiden Joko Widodo melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan para mitra internasional.
Mendampingi Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut hadir pada pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Kanada, Presiden Brazil, PM Cook Island, dan Direktur Pelaksana IMF.
Pembahasan dalam Pertemuan Bilateral Indonesia-Kanada
Pada pertemuan dengan PM Kanada Justin Trudeau, Jokowi membahas terkait kerja sama Indonesia dan Kanada yang perlu didorong lebih maju, mengingat besarnya potensi kerja sama dari sisi investasi dan perdagangan yang dapat direalisasikan.
Baca Juga: Jepang Sebabkan Kerugian Dunia Akibat Peretasan Kripto Korea Utara dengan 30% dari Total Rp340 T
"Indonesia dan Kanada dalam upaya untuk menyelesaikan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA) yang telah menyelesaikan putaran ke-empat pada bulan Februari 2023," begitu dikutip dari keterangan resmi Kemenko Perekonomian, Minggu (21/5/2023).
Jokowi juga mendorong realisasi investasi Pension Funds Kanada yang fokus di pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, serta mengapresiasi dukungan Kanada dan negara G7 lainnya terkait transisi energi di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Justin Trudeau juga menyampaikan keinginan Kanada untuk dapat bergabung ke dalam IPEF (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity).
Pembahasan dalam Pertemuan Bilateral Indonesia-Brazil
Sementara itu, pada pertemuan dengan Presiden Brazil Lula da Silva, Jokowi menyampaikan terima kasih atas dukungan yang turut diberikan Brazil pada Presidensi G20 Indonesia.
"Indonesia dan Brazil telah menjalin kerja sama di bidang pertanian dan perdagangan. Kerja sama ini semakin strategis di tengah krisis pangan global yang terjadi tahun 2022," tulis Kemenko Perekonomian.
Baca Juga: Jepang Sebabkan Kerugian Dunia Akibat Peretasan Kripto Korea Utara dengan 30% dari Total Rp340 T
Selain itu, disepakati juga terkait impor daging sapi dan sapi potong dari Brazil yang akan dibahas lebih teknis.
Tak sampai di situ, Jokowi juga didorong kemitraan di bidang kehutanan karena Indonesia dan Brasil adalah dua negara yang memiliki hutan tropis cukup besar, termasuk mendorong komitmen negara maju bagi penyediaan dana perubahan iklim.
Selanjutnya, dibahas juga tentang rencana kerja sama mengenai Hutan Tropis antara Indonesia, Brazil dan Congo. Pada kesempatan itu, Lula mengharapkan Jokowi dapat melakukan kunjungan ke Brasil.
Pertemuan Perdana Indonesia-Cook Island
Berikutnya, dalam pertemuan bilateral Indonesia dan Cook Island merupakan pertemuan perdana bagi Jokowi dan PMMark Brown, sejak kedua negara memiliki hubungan bilateral pada tahun 2019. K
emitraan Indonesia dan Cook Island selaku Keketuaan Pacific Island Forum (PIF) melanjutkan kemitraan strategis Indonesia terhadap negara-negara di kawasan Pasifik yang sebelumnya dilakukan dengan mengundang perwakilan PIF pada Presidensi G20 Indonesia.
"Pada tingkatan lanjut, Indonesia tengah mengembangkan peta jalan kerja sama pembangunan di Pasifik sebagai tindak lanjut Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD)," katanya.
Pembahasan dalam Pertemuan Bilateral Presiden Indonesia-Direktur Pelaksana IMF
Terakhir, pertemuan bilateral dengan Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, banyak mengangkat capaian positif dari kinerja perekonomian Indonesia, dan mengapresiasi pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasidi Indonesia.
"Pada IMF World Economic Outlook bulan April 2023, IMF merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2023 dari 4,8% menjadi 5,0% (naik 0,2 pp), dan outlook perekonomian Indonesia tahun 2024 yang cukup baik di kisaran 5,1%," ungkap Kemenko Perekonomian.
Hal ini tidak terlepas dari kebijakan perekonomian Indonesia yang dinilai IMF sebagai langkah yang sensible, berwawasan ke depan, dan terkoordinasi dengan baik.
Baca Juga: Bertemu Bilateral dengan Menkeu Jepang, Sri Mulyani Sampaikan Harapan Ini...
"Kondisi tersebut perlu dijaga dan ditingkatkan untuk mencapai sasaran menjadi High Income Country sebelum 2045," tulisnya.
Lebih jauh, Indonesia terus mendorong berbagai kebijakan strategis untuk memanfaatkan peluang bonus demografi.
"Di antaranya, seperti efisiensi investasi terkait penggunaan kapital secara efektif dan efisien, peningkatan produktifitas melalui perbaikan kualitas pendidikan, kesehatan, dan tenaga kerja, hingga pemanfaatan strategi ketahanan pangan, energi, dan ekonomi hijau," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: