Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Superbank & Home Credit Tawarkan Pinjaman Modal pada Masyarakat 'Underbank' di Indonesia

        Superbank & Home Credit Tawarkan Pinjaman Modal pada Masyarakat 'Underbank' di Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Super Bank Indonesia (Superbank) telah mengumumkan bahwa mereka akan bermitra dengan perusahaan pembiayaan konsumen Home Credit untuk menawarkan pinjaman modal kerja. Ini akan disalurkan oleh Home Credit selaku penyedia pinjaman multiguna di Indonesia.

        Dikutip dari laman Tech in Asia pada Selasa (23/5/2023), kolaborasi tersebut bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara layanan perbankan dengan indidividu dalam kondisi “underbanked” atau kurang memiliiki jangkauan akses terhadap layanan perbankan di Indonesia.

        Superbank, yang mulanya bernama Bank Fama International pada Februari lalu, berencana untuk memanfaatkan data teknologi dan aset jaringan yang luas. Beberapa mitra ekosistem di dalamnya termasuk Grup Emtek, Grab, dan Singtel.

        Baca Juga: Capai Rp564 Triliun, Fintech P2P Lending Berhasil Biayai Masyarakat 'Unbanked' dan 'Underbanked'

        Emtek mengakuisisi Bank Fama pada November 2021. Pada awal Januari lalu, Grab dan Singtel membeli saham sebagian kecilnya di Superbank dengan kesepakatan nilai sebesar US$70 juta atau Rp1 triliun. Kedua perusahaan berbasis di Singapura tersebut juga membangun GXS, sebuah bank digital di negara kota tersebut.

        Perbankan digital di Indonesia baru-baru ini mengalami peningkatan adopsi. Mengutip laporan dari Bank Indonesia, Superbank mengatakan bahwa transaksi bank digital mencapai sekitar US$3,5 miliar atau Rp52 triliun pada tahun 2022, melonjak 28,7% dari tahun sebelumnya.

        Sebagai tambahan, data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan aktivitas di sektor pembiayaaan mengalami kenaikan. Dari segi nilai outstanding piutang pembiayaan tumbuh sebesar 12,17% year-on-year (YoY) menjadi Rp402,6 triliun dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) menjadi 2,54% dan menunjukkan tren turun. Hal ini menunjukkan adanya tren pertumbuhan dengan kualitas pembiayaan yang baik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: