Berdasarkan studi empiris, deforestasi global merupakan fenomena normal yang terjadi dalam sejarah pembangunan dunia. Isu deforestasi sudah muncul sebelum tahun 1700 dan sebagian besar terjadi di hutan nontropis. Seiring berjalannya waktu, deforestasi kemudian merambah ke hutan tropis.
"Hal ini menandakan bahwa deforestasi menjadi proses awal pembangunan yang dilakukan oleh hampir seluruh negara dengan memanfaatkan sumber daya alam hutan. Dengan demikian, kebutuhan pangan dan ketersediaan lahan akan tercukupi seiring bertambahnya jumlah penduduk," catat PASPI.
Baca Juga: Regulasi Deforestasi Resmi Berlaku di Uni Eropa, Bagaimana Nasib IEU-CEPA?
Studi PASPI mencatat, jika Eropa dan Amerika Utara melakukan deforestasi total yang menyebabkan hilangnya biodiversitas asli, maka tidak demikian dengan negara berkembang.
Negara berkembang seperti Indonesia, mulai melakukan melakukan deforestasi untuk memenuhi kebutuhan penduduk, namun tetap menyisakan virgin forest atau rumah untuk biodiversitas asli.
Berdasarkan data USDA yang dirangkum PASPI, total luas deforestasi global periode tahun 1990-2008 sudah mencapai 239 juta hektare yang terjadi di Amerika (40 persen), Afrika (31,6 persen), dan Asia (26,2 persen). Secara umum, wilayah tersebut masih berada di fase pre-industrial (bidang pertanian).
"Sektor perekonomian yang berbasis pertanian memang membutuhkan lahan untuk perluasan area pertanian dan pemukiman penduduk. Bahkan sebagian studi empiris menyatakan bahwa sektor pertanian menjadi penyebab utama deforestasi global," catat PASPI.
Baca Juga: IKN Sepi Peminat, Isu Deforestasi dan Hak Masyarakat Adat Buat Investor Enggan Masuk?
Dalam sumber yang sama disebutkan komoditas pertanian yang menjadi driver utama deforestasi global pada periode 1990-2008, yaitu peternakan sapi, kedelai, roots pulses, dan lain-lain. Sementara, minyak sawit tidak termasuk dalam kelompok tersebut, lantaran kontribusinya dalam deforestasi global sangat kecil.
"Hal ini menjadi bukti bahwa isu deforestasi yang mengaitkan kelapa sawit tidak benar adanya. Terlihat jelas bahwa isu deforestasi pada kelapa sawit hanya merupakan bentuk persaingan bisnis yang kurang adil dan diskriminasi," catat PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: