Ganggu Demokrat Guna Jegal Anies, Rezim Jokowi Dikritik Habis: Pintu Revolusi Telah Dibuka
Kader Partai Ummat, Helmi Felis kembali buka suara terkait dengan dinamika politik dalam menghadapi pesta demokrasi yang akan berlangsung di 2024.
Dirinya menyoroti kembali menguatnya aroma penjegalan kepada Anies Baswedan. Hal ini menyusul adanya perkembangan terkait dengan kudeta yang dilancarkan ke Partai Demokrat.
Helmi mengatakan manuver ini begitu memilukan, pasalnya pihak tak bertanggung jawab sampai melakukan cara yang keji, yakni dengan mencoba merusak partai yang berlambang bintang mercy itu.
Menurutnya, hal ini seperti genderang perang, bahkan dirinya mengatakan pintu revolusi telah dibuka oleh Rezim Joko Widodo (Jokowi).
"Jika menjegal Anies Baswedan caranya dengan merusak Partai, maka sesungguhnya pintu Revolusi telah dibuka oleh rezim," cuitnya seperti yang dikutip dari Twitter @HelmiFelis_, Selasa (30/05/2023).
Politikus ini juga mengatakan masyarakat tak ingin hal semacam itu terjadi, namun jika upaya penjegalan ini terus dilakukan, bukan tidak mungkin hal itu menjadi kenyataan. "Kita tidak ingin itu terjadi, tapi rezim berkehendak lain," pungkasnya.
Diketahui, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah mendapat informasi dari salah seorang mantan menteri soal PK Moeldoko.
"Berkaitan dengan PK Moeldoko di MA, tadi malam saya terima telepon dari mantan menteri yang sampaikan pesan politisi senior (bukan Partai Demokrat) berkaitan PK Moeldoko ini. Pesan seperti ini juga kerap saya terima. Jangan-jangan ini serius bahwa Demokrat akan diambil alih," kata SBY melalui akun Twitter pribadinya, Minggu (28/05/2023).
Baca Juga: MK Rasa Milik Keluarga Jokowi, Nepotisme Mulai Dicium Rizal Ramli: Mereka Semakin Tak Tahu Diri
Berdasarkan akal sehat, menurutnya, sulit diterima PK Moeldoko dikabulkan MA karena sudah enam belas kali kalah di pengadilan.
"Kalau ini terjadi, info adanya tangan-tangan politik untuk ganggu Demokrat agar tak bisa ikuti Pemilu 2024 barangkali benar. Ini berita yang sangat buruk," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: