Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Elon Musk Bunyikan Alarm Tanda Bahaya, Harga Rumah di Amerika Bakal Anjlok Parah!

        Elon Musk Bunyikan Alarm Tanda Bahaya, Harga Rumah di Amerika Bakal Anjlok Parah! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Miliarder Elon Musk kembali membunyikan alarm tanda bahaya di sektor real estat AS. Miliarder teknologi itu membuat komentar sebagai tanggapan atas tweet oleh pendiri Craft Ventures David Sacks yang mengatakan bahwa sebagian besar utang real estat komersial akan segera jatuh tempo.

        "Real estat komersial meleleh dengan cepat. Nilai rumah berikutnya," cuit kepala Tesla dan SpaceX, mengutip Market Insider di Jakarta, Rabu (31/5/23).

        Musk sebelumnya memperingatkan bahwa keretakan dapat muncul di pasar properti menyusul gejolak di sektor perbankan. Misalnya, perintis energi bersih mengatakan real estat komersial sejauh ini merupakan masalah yang paling serius. Ia memperingatkan bank-bank regional dapat mengalami gelombang gagal bayar karena paparan besar mereka terhadap sektor ini.

        Baca Juga: Persaingan Sengit Abad Ini! Elon Musk dan Jeff Bezos Bersaing Ketat dengan China untuk ke Luar Angkasa

        Industri yang dipicu oleh utang telah membuat para investor gelisah dalam beberapa bulan terakhir mengingat bahwa industri ini menghadapi banyak hambatan. Ini termasuk suku bunga yang lebih tinggi, kondisi kredit yang lebih ketat, dan tren bekerja dari rumah.

        JPMorgan memperkirakan bahwa sekitar USD450 miliar (Rp6.746 triliun) utang real estat komersial yang akan berakhir tahun ini dapat gagal bayar. Sementara itu, Morgan Stanley Wealth Management mengatakan harga properti komersial bisa jatuh 40% dari puncaknya mengingat masalah sektor ini.

        Pasar perumahan AS juga menghadapi masalah serupa sehingga mengiyakan pandangan Musk bahwa harga akan jatuh. Morgan Stanley melaporkan bahwa penjualan rumah telah mencapai titik terendah karena biaya pinjaman yang lebih tinggi melumpuhkan permintaan dengan para ahli memperingatkan potensi penurunan harga sebesar 15% hingga 20%.

        Menanggapi inflasi bersejarah, Federal Reserve telah menaikkan suku bunga dari hampir nol menjadi lebih dari 5% sejak musim semi lalu. Sementara laju kenaikan harga telah melambat, kombinasi menyakitkan dari biaya pinjaman yang lebih tinggi dan harga yang lebih curam mengancam akan membebani permintaan dan pertumbuhan ekonomi.

        Selain itu, pemberi pinjaman mundur dalam persiapan untuk menjalankan bank lebih lanjut setelah gelombang penarikan deposito menggulingkan Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada bulan Maret. Kekuatan-kekuatan itu menekan harga aset, mengipasi kekhawatiran bahwa harga rumah dan ruang komersial bisa menderita.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: