- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Fokus Kejar Bisnis B to B, Indofarma Yakin Bisa Cetak Kinerja Positif
PT Indofarma Tbk (INAF) melakukan langkah besar dalam perjalanan bisnisnya, yang diiring dengan pelaksanaan program restrukturisasi. Hal ini diharapkan mampu menciptakan arus kas operasi yang positif dan posisi keuangan yang sehat pada tahun 2023 sehingga dapat memicu kesinambungan bisnis yang baik bagi Perseroan.
Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Agus Heru Darjono mengatakan bahwa perseroan menginisiasi perubahan strategi (shifting strategy) dengan mengubah cara pendekatan dari hanya Business to Consumer (B to C) menjadi Business to Business (B to B) dengan pola partnership dalam proses produksi dan pemasaran.
Hal ini dilakukan guna memaksimalkan utilisasi pabrik perseroan yang saat ini baru sebesar 24-25%.
“Selain itu, Perseroan fokus pada kelompok produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan kapabilitas yang dimiliki Perseroan, optimalisasi pasar export dan pemanfaatan fasilitas pabrik Perseroan untuk produksi Natural Extract yang telah tersertifikasi CPOTB, Halal dan HACCP” ujar Agus, dalam acara paparan publik, di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Baca Juga: Bareng Smesco Indonesia, Indofarma Siap Membawa Usaha Produk Herbal Tembus Pasar Internasional
Hingga bulan Mei 2023, Shifting strategy telah direalisasikan dalam beberapa kerjasama B to B, diantaranya melalui Penandatangan Kerjasama distribusi dengan PT Bintang Kencana Artha (BAK), Perjanjian Kerjasama Produksi dan Pemasaran dengan PT Quantum Laboratoris International, Perjanjian Kerjasama toll manufacturing dengan PT Rama Emerald Multi Sukses dan Kolaborasi dengan Smesco Indonesia dalam peningkatan pemasaran produk koperasi dan usaha kecil menengah berbasis teknologi, guna optimalisasi produk natural extract perseroan.
Agus mengutarakan bila perseroan menargetkan pada tahun ini akan ada sebanyak enam hingga tujuh perusahaan yang melakukan kerjasama manufakturing.
“Jadi sudah ada 4, on going ada 2-3 lagi jadi afa 6-7 partner. Target kami di RKAP utilisasi 60% walaupun bisa lebih itu lebih baik,” jelasnya.
Perseroan memprediksi jika dengan strategi tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja di sepanjang tahun ini. Sementara, hasil yang lebih baik akan dirasakan perseroan sepenuhnya pada tahun 2024.
“Dengan B to B ini baru keluatan kuartal 3 akhir dan kuartal 4. Artinya 2024 sudah ada perbaikan, karena harvesting itu di 2024. Jadi ini 2023 itu kita meratakan jalan di 2025 harvestingnya. Sehingga akan ada perbaikan laba dan ebitda di tahun ini,” ucap Agus.
Baca Juga: Genjot Ekspansi Bisnis, Kimia Farma Optimis Tahun Ini Kinerja Bakal Cemerlang
Adapun, pada 2023 ini Perseroan memproyeksikan pendapatan sebesar Rp1,86 Triliun, dengan pertumbuhan sebesar 63,36% dari realisasi Pendapatan di tahun 2022. Dengan Laba Kotor sebesar Rp406 Miliar atau margin sebesar 22%, diharapkan Laba Tahun berjalan yang diperoleh di tahun 2023 sebesar Rp5,1 Miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: