Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nilai Jokowi Condong ke Satu Capres, Syarief Hasan Blak-blakan: Jangan Cawe-Cawe!

        Nilai Jokowi Condong ke Satu Capres, Syarief Hasan Blak-blakan: Jangan Cawe-Cawe! Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan atau Syarief Hasan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebaiknya tidak cawe-cawe dalam urusan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

        Menurutnya, menghadapi kontestasi Pilpres, seorang presiden harus berada di semua calon presiden (capres), tidak condong kepada satu capres tertentu.

        "Beliau (Jokowi) ini kan bapak bangsa. Harapan kita, dia berada di atas semua capres. Apalagi, siapa pun dia, siapa pun yang terpilih dalam Pilpres adalah pemimpin bangsa sama seperti presiden yang sekarang," kata Syarief, dikutip Sabtu (3/6/2023).

        Baca Juga: Media Asing Bongkar Keretakan Hubungan Megawati dan Jokowi, Gara-gara Cawapres Ganjar

        Syarief menilai Presiden Jokowi seharusnya tegas dan konsisten. "Kalau tidak salah, sebulan yang lalu Presiden mengatakan tidak akan cawe-cawe. Tapi sekarang secara terbuka presiden menyatakan akan cawe-cawe," katanya.

        "Kalau sekarang presiden mengatakan cawe-cawe dalam konotasi positif, itu hanyalah bahasa. Yang jelas cawe-cawe itu konotasinya negatif," sambungnya.

        Syarief lalu menuturkan, dirinya mempertanyakan alasan sikap cawe-cawe yang dia nilai ada dalam Jokowi itu. "Kita tidak tahu apakah cawe-cawe itu melanggar atau tidak. Tapi justru karena itulah kita mempertanyakan kenapa presiden mesti cawe-cawe. Menjadi pertanyaan juga apa yang perlu dikhawatirkan sehingga presiden harus cawe-cawe," imbuhnya.

        Syarief menambahkan, kalau Jokowi mengharapkan program-program pembangunan akan dilanjutkan presiden berikutnya, maka bergantung presiden berikutnya. 

        "Saya yakin semua presiden akan mentaati undang-undang. Sepanjang kebijakannya dipayungi oleh undang-undang yang jelas, saya pikir presiden berikutnya juga akan menjalankan itu," tuturnya.

        Syarief lalu memberi contoh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ketika Presiden SBY mengakhiri masa jabatannya, dia nilai, SBY bersikap netral. 

        "Bahkan saat itu, Hatta Rajasa yang juga besan SBY menjadi cawpres, SBY tidak secara eksplisit memberikan dukungan. SBY berada di tengah-tengah," kata dia.

        "Tidak ada kekhawariran pada diri SBY ketika mengakhiri dua periode masa jabatannya, maka tidak ada beban. Karena itu SBY tidak cawe-cawe," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: