Industri Pariwisata Pulih, Fitch Rating Mengafirmasi OYO dengan Outlook Stabil
Fitch rating, sebuah lembaga pemeringkat kredit internasional, telah meningkatkan Outlook OYO, perusahaan teknologi perjalanan global (Oravel Stays Limited) pada Peringkat Jangka Panjang dan Lokal Issuer Default Rating (IDR) pada peringkat ‘B’- Outlook Stabil.
Fitch turut menegaskan peringkat ‘B’ atas fasilitas pinjaman berjangka senior senilai USD 660 juta akan jatuh tempo pada 2026 yang diterbitkan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh OYO, Oravel Stays Singapore Pte Limited ini mendapatkan peringkat pemulihan ‘RR4’. Fitch turut menyatakan lebih lanjut bahwa fasilitas pinjaman berjangka tersebut dijamin tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan oleh OYO dan anak perusahaan di dalam grup. Jaminan ini dinyatakan mencakup 121% dari pokok pinjaman terutang atau senilai hingga USD 800 juta yang juga dianggap penuh dan layak oleh lembaga pemeringkat kredit internasional tersebut.
“Kami memperkirakan OYO akan menghasilkan EBITDA dan CFO positif pada FY24, lebih cepat dari taksiran kami sebelumnya yang didorong oleh penurunan biaya operasional yang lebih besar dari yang kami perkirakan," terang Fitch yang di kutip di Jakarta, Sabtu (3/6/2023). Baca Juga: KB Bukopin (BBKP) Raih Peringkat Nasional Tertinggi dari Fitch Ratings
Menurut pandangan Fitch, pertumbuhan signifikan pada FY24 akan didorong dari pemulihan permintaan pada industri perjalanan dan pariwisata, margin kotor perusahaan yang stabil, serta pengurangan biaya operasional. "Hal ini merefleksikan EBITDA positif di setiap kuartal FY23 yang menandai tahun pertama OYO membukukan laba sejak berdiri tahun 2012. Peringkat ini turut mencerminkan likuiditas OYO yang memadai," tambah Fitch.
Peringkat yang diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch, mencerminkan model bisnis asset-Light yang mendapatkan keuntungan dari kebutuhan belanja modal yang minim, hak distribusi eksklusif, kontrol harga atas inventaris properti, pembagian hasil yang tetap, dan potensi pertumbuhan jangka panjang yang signifikan.
Fitch memperkirakan langkah pengurangan biaya yang dilakukan OYO dalam beberapa tahun terakhir akan mendukung peningkatan profitabilitas pada FY24. Laporan tersebut menyatakan bahwa pengurangan tersebut tidak akan berpengaruh pada pertumbuhan, dikarenakan OYO telah menambah staf Business Development untuk memprioritaskan penambahan properti.
Fitch turut memperkirakan kondisi industri perjalanan dan pariwisata akan terus membaik di pasar-pasar utama OYO pada FY23, menyusul pemulihan yang signifikan pada FY23 setelah kurangnya permintaan untuk perjalanan liburan setelah pelonggaran pembatasan Covid-19.
Di India sendiri, industri perhotelan mengalami peningkatan tingkat hunian sebesar73%, dengan kunjungan wisatawan asing yang turut meningkat menjadi 6.2 juta pada tahun 2022 dari 1,5 juta pada tahun 2021. Begitu pula di Indonesia, pemerintah pada tahun 2023 menargetkan 3.5-7.4 juta kunjungan wisata mancanegara, serta 1,2-1.4 miliar pergerakan perjalanan wisatawan domestik. Baca Juga: OYO Akan Tambah 350 Properti Berkonsep Syariah untuk Tunjang Potensi Wisata Religi
“OYO meningkatkan jumlah properti dan GBV per properti di Eropa pada FY23 seiring dengan pulihnya perjalanan wisata, meskipun terjadi krisis biaya hidup dan berkurangnya pendapatan yang dapat dibelanjakan di wilayah tersebut. Kami memperkirakan pemulihan akan berlanjut selama libur musim panas mendatang yang didukung lebih lanjut dari permintaan perjalanan bisnis," ungkap Fitch.
Menurut lembaga pemeringkat tersebut, kas tidak terikat OYO pada FYE23 cukup untuk mendanai defisit arus kas bebas yang diperkirakan sekitar USD 7 juta, dan pembayaran utang tahunan sekitar USD 6 juta pada FY24.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: