Induk Shopee SEA Ltd Dikabarkan Bubarkan Perusahaan Investasi SEA Capital
Raksasa e-commerce dan game (gim) asal Asia Tenggara, Sea Ltd kini sedang mengurangi investasinya, menurut sumber dari dua orang yang mengetahui masalah ini, di tengah lingkungan investasi yang meredup secara global akibat masalah ekonomi makro dan ketidakpastian pasar yang membebani valuasi.
Dilansir laman Reuters pada Senin (5/6/2023), perusahaan pendukung Sea Ltd yang bergerak di bidang investasi, Sea Capital menghentikan investasi ekuitas baru pada tahun 2022 dengan kepemimpinan pada Mei, saat pihak Sea sendiri kurang memprioritaskan investasi mengingat kondisi pasar, ujar salah satu narasumber.
Sea yang lebih dikenal sebagai pemilik platform e-commerce Shopee dan pengembang game online Garena justru menolak berkomentar. Orang-orang yang mengetahui masalah tersebut juga menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Baca Juga: Top Up ShopeePay Pakai DIGI by bank bjb bisa Dapat Hadiah Jutaan Rupiah
Keputusan Sea untuk menutup perusahaan investasi yang bertahan dua tahun tersebut datang karena investor teknologi, baik itu dari pendanaan maupun perusahaan, telah menahan investasi mereka di tengah suku bunga yang lebih tinggi. Alasan lain, karena masalah perjuangan ekonomi untuk tumbuh karena mereka pulih dari pandemi COVID-19.
Mengenai sektor teknologi secara global, merger dan akuisisi yang didukung oleh ekuitas swasta telah mencapai US$78 miliar atau Rp1.160 triliun sepanjang tahun ini, turun 35% dari periode yang sama tahun lalu, menurut data dari Refinitiv.
Di wilayah Asia kecuali Jepang, kesepakatan semacam itu telah mencapai US$5,8 miliar atau Rp86 triliun, turun 67% dalam setahun dan terendah sejak 2017, juga menurut data dari Refinitiv.
Sea yang berbasis di Singapura ini meluncurkan Sea Capital pada Maret 2021 dengan modal awal US$1 miliar atau Rp14 triliun setelah membeli komposit Capital Management Hong Kong, yang didirikan oleh mantan mitra Hillhouse Capital, David Ma yang menjadi kepala investasi di Sea Capital.
Sea yang terdaftar di New York dalam briefing pendapatan bulan lalu, mengatakan Ma telah bergabung dengan dewan direksi grup dan tidak akan lagi menjabat sebagai Chief Investment Officer (CIO).
Salah satu orang mengatakan keputusan untuk menghentikan Sea Capital didorong oleh "aktivitas transaksi yang lebih sedikit" yang mengakibatkan lebih sedikit peluang investasi.
Narasumber kedua mengatakan, seluruh tim Sea Capital telah dibubarkan dan dipindahkan ke peran lain pada Mei lalu. Perusahaan itu sendiri akan terus ada di atas kertas karena investasinya masih berlaku.
Sea Capital setidaknya telah melakukan tiga investasi, termasuk pada tahun 2021 ke bursa mata uang kripto FTX yang runtuh. Pendukung FTX lainnya harus menurunkan investasi mereka menjadi nol setelah FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan AS pada November lalu.
Sea sebagai perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara, memulai perombakan grup tahun lalu, dengan mengurangi tenaga kerjanya sekitar 7.000 orang, atau sekitar 10%, dan melakukan penundaan gaji karena kapitalisasi pasarnya anjlok menjadi US$32,54 miliar atau Rp484 triliun dari awal pandemi yang sempat tertinggi di atas US$200 miliar atau Rp 2.976 triliun.
Perombakan yang terjadi, termasuk keluarnya Sea dari pasar India, Eropa dan beberapa pasar Amerika Latin, membantu perusahaan yang berusia 14 tahun itu mencapai laba bersih kuartal pertamanya di bulan Desember.
Harga saham Sea telah meningkat 10% sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan penurunan sekitar 2% pada indeks komposit NYSE.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: