Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Genjot Pariwisata dan Rantai Pasok Global, Airlangga Resmikan Wiraraja Industrial Park

        Genjot Pariwisata dan Rantai Pasok Global, Airlangga Resmikan Wiraraja Industrial Park Kredit Foto: Kemenko Bidang Perekonomian
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi membuka Grand Opening of 6 Companies di Wiraraja Industrial Park yang berlokasi di kawasan Kabil, Kota Batam, Kepulauan Riau. Menurut Airlangga, acara tersebut menjadi salah satu momen penting bagi Indonesia dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.

        Dalam sambutannya, Airlangga menyatakan bahwa Indonesia telah berhasil menjadi salah satu negara anggota G20 yang paling sukses dalam pemulihan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini mampu mencapai 5,03% (yoy).

        Baca Juga: Dalam Joint Mission Indonesia - Malaysia ke Eropa, Menko Airlangga Temui Pejabat Kunci Uni Eropa

        "Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa Indonesia telah mampu mengatasi dampak pandemi dengan baik," kata Airlangga, dikutip dari keterangan resmi, Senin (5/6/2023).

        Selain itu, Airlangga juga berharap agar Kepulauan Riau ikut mengalami kebangkitan ekonomi dengan menargetkan pertumbuhan yang lebih baik. Salah satunya di sektor pariwisata. "Jumlah kunjungan wisatawan ke Kepulauan Riau ditargetkan meningkat dari 800 ribu orang tahun lalu menjadi 2,9 juta orang pada tahun ini," ungkapnya.

        Dalam upaya mengatasi inflasi, kata Airlangga, Indonesia juga berhasil menurunkan tingkat inflasi dari 4,33% (yoy) menjadi 4% (yoy) pada bulan Mei lalu. Airlangga menilai, dengan target inflasi tahun ini sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 3% dengan toleransi plus minus 1 persen, bisa dikatakan telah tercapai.

        "Sementara negara-negara lain masih berjuang melawan inflasi, Indonesia justru berhasil mengendalikan inflasi dengan baik," ujar Airlangga.

        Dari sisi perdagangan, Indonesia juga telah mencatatkan surplus selama 36 bulan berturut-turut. Pada bulan April lalu, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$3.94 miliar. Meski demikian, terjadi penurunan pada Purchase Managers Index (PMI) saat ini menjadi 50,3 yang diakibatkan ketidakpastian perekonomian global.

        Sementara itu, Airlangga mengungkapkan, Wiraraja Industrial Park telah mampu meraup investasi senilai US$800 juta atau sekitar Rp12 triliun dengan menciptakan lapangan kerja untuk sekitar 13.000 orang.

        "Di samping itu, saat ini sedang dilakukan hilirisasi pasir silica di area industri ini, yang membutuhkan energi yang besar, perlindungan lingkungan yang baik, serta pasar yang baik," jelas Airlangga.

        Airlangga juga menyampaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kawasan tersebut. Pembangunan PLTS ini telah diberikan fasilitas sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

        "Selain itu, Indonesia juga sedang dalam pembicaraan dengan pihak Singapura untuk penggunaan dan ekspor energi ini ke Singapura. Hal ini diharapkan menjadi perubahan penting dalam sektor energi di Batam, terutama setelah memiliki Kawasan Ekonomi Khusus di Nongsa," katanya.

        Baca Juga: Disorot Media Internasional, Menko Airlangga Interupsi Keras Kebijakan Uni Eropa Deforestasi yang Rugikan Petani Kecil

        Lebih lanjut, Airlangga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak karena Indonesia mampu bertahan dalam pertumbuhan ekonomi yang kuat. Dia menambahkan, ekspor dari kawasan industri Indonesia telah menjadi contoh yang baik dan memberikan kepercayaan bahwa rantai pasokan (supply chain) dari Indonesia dapat diandalkan setelah masa pandemi Covid-19.

        "Banyak negara kini melihat potensi Indonesia sebagai mitra yang andal dalam rantai pasokan," imbuh Airlangga.

        Di akhir sambutan, Airlangga menyebutkan bahwa ini adalah momen emas bagi Indonesia untuk merebut peran penting dalam rantai pasokan global. Dia menilai, Indonesia telah menonjol di forum G20 dengan SDM yang berkompeten dan pekerja keras. Selain itu, sektor energi Indonesia juga dianggap berbiaya relatif rendah dan terkendali, terutama dalam penggunaan gas. 

        "Kini, yang diharapkan adalah peran regulator dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menciptakan iklim yang sehat bagi industri sehingga mereka dapat beroperasi dengan baik," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: