Bos Wagner Ketar-ketir Putin Malah Luncurkan Bom Nuklir di Wilayahnya Sendiri
Kepala tentara bayaran Wagner Group mengaku "takut" Presiden Vladimir Putin mengerahkan senjata nuklir di wilayah perbatasan Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Telegram pro-Moskow, Donbas Now, pemimpin paramiliter yang terkenal blak-blakan itu menyuarakan keprihatinannya tentang prospek mengerikan Kremlin menggunakan senjata nuklir taktis di tanah Rusia.
Baca Juga: 'China bakal Membuat Putin Bangkrut dalam Semalam Jika Senjata Nuklir Ditembakkan'
“Saya khawatir mereka akan mendapatkan ide keji untuk melemparkan bom nuklir kecil di wilayah mereka sendiri,” kata Yevgeny Prigozhin, mengacu pada wilayah Belgorod yang bermasalah di perbatasan dengan Ukraina, dikutip New York Post.
Kelompok partisan Rusia pro-Kiev yang telah berjuang bersama angkatan bersenjata Ukraina telah melancarkan serangkaian serangan melintasi perbatasan ke Belgorod yang membuat marah Moskow.
Perampokan bersenjata, ditambah dengan penembakan Ukraina, telah melenyapkan beberapa kota dan desa dan memicu evakuasi ribuan orang Rusia.
“Bukankah itu sebabnya kami (Rusia) mundur di wilayah Belgorod, membiarkan pasukan Ukraina maju?” Prigozhin bertanya-tanya.
“Karena melempar (bom nuklir) ke wilayah asing itu menakutkan, tapi kita bisa melemparnya sendiri, menunjukkan kepada semua orang bahwa kita sakit mental,” tambahnya.
Prigozhin menggambarkan skenario di mana tentara Kyiv akan ditempatkan di beberapa desa perbatasan di wilayah Rusia, dan pasukan Moskow akan meledakkan mereka di sana dengan senjata nuklir taktis.
Tetapi kepala Wagner, yang terkenal karena meluncurkan serangan pedas terhadap para pemimpin militer Rusia atas penanganan perang mereka, bercanda dengan muram bahwa serangan nuklir mungkin gagal.
“Ini pertanyaan besar apakah (senjata nuklir) akan berfungsi dengan baik, melihat bagaimana mereka mempertahankan (peralatan mereka) lainnya,” kata Prigozhin.
Ancaman serangan nuklir telah membayangi Ukraina sejak pecahnya perang pada Februari 2022.
Putin telah membuat serangkaian pernyataan yang kontradiktif mengenai masalah ini, dengan mengatakan bahwa negara tersebut memiliki hak untuk menggunakan semua senjata di gudang senjatanya untuk melindungi wilayahnya, tetapi juga menyangkal bahwa rezimnya berencana untuk mengerahkan hulu ledak nuklir.
Berbicara di sebuah konferensi pada bulan Oktober, presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia tidak perlu menyerang Ukraina dengan senjata atom.
“Kami melihat tidak perlu untuk itu. Tidak ada gunanya itu, baik politik, maupun militer,” kata Putin saat itu.
Ancaman kemungkinan penyebaran nuklir meningkat bulan lalu, ketika Moskow mengumumkan akan menggelar senjata nuklir taktis di negara tetangga Belarusia.
AS yakin Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis --lebih banyak dari negara lain-- termasuk bom yang dapat dibawa oleh pesawat, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: