Ilmuwan Politik AS: China adalah Pemenang dari Perang Rusia-Ukraina
Ilmuwan politik asal Amerika Serikat, John Mearsheimer mengungkap bahwa China memiliki kepentingan pribadi dalam invasi Rusia atas Ukraina.
Pada dasarnya, ia menjelaskan perbedaan kebijakan luar negeri Amerika Serikat kepada Rusia dan China telah membuat mereka menjadi teman politik. Dengan demikian, menurutnya, China pasti tidak akan membiarkan Rusia kalah dalam perang di Ukraina.
“Saya rasa tidak diragukan lagi bahwa kebijakan Amerika terhadap China dan kebijakan Amerika terhadap Rusia telah mendorong mereka untuk saling berteman. Saya pikir tidak diragukan lagi bahwa China memiliki kepentingan yang dalam untuk memastikan bahwa Rusia tidak kalah di Ukraina. Jika suatu saat nanti Rusia kalah, saya rasa kita bisa yakin bahwa China akan melakukan apa pun untuk memastikan Rusia tidak kalah,” kata John, dikutip dari kanal Youtube Gita Wirjawan pada Jumat (9/6/2023).
Baca Juga: Swedia dan Finlandia Gabung ke NATO, Tak Akan Bernasib Sama dengan Ukraina?
Ia mengatakan bahwa hubungan Rusia dan China tidak dalam konteks dominasi-subordinasi, melainkan dalam hubungan ketergantungan.
“Saya akan menggambarkan situasinya di mana Amerika telah menciptakan situasi di mana ada banyak ketergantungan antara Tiongkok dan Rusia. Ini bukan berarti Rusia tunduk pada China, tapi Rusia bergantung pada China, dengan cara yang sangat penting, China juga bergantung pada Rusia. Itulah mengapa saya mengatakan bahwa China tidak bisa membiarkan Rusia kalah. Jadi, ada saling ketergantungan di antara mereka,” jelasnya.
Jika melihat dinamika perang sekarang, ia mengklaim invasi Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda untuk segera berhenti. Ia menduga hal ini disebabkan oleh Rusia dan Ukraina yang tidak memiliki tujuan yang sama dalam mencapai kesepakatan.
“Artinya, perang di Ukraina kemungkinan besar akan berlangsung lama. Kemungkinan besar akan terus berlanjut karena Rusia dan Ukraina tidak memiliki tujuan yang sama dalam mencapai kesepakatan. Mereka tidak akan pernah sepakat tentang bagaimana membagi wilayah di Ukraina, atau sepakat tentang apakah Ukraina adalah negara netral atau anggota NATO. Jadi hal terbaik yang bisa Anda harapkan dari Ukraina dan Rusia adalah 'cold peace’,” bebernya.
Dengan demikian, John menyebut China adalah pemenang sesungguhnya dalam perang antara Rusia dan Ukraina ini. Di saat Amerika Serikat fokus pada Ukraina, China dapat memperkuat posisinya di Asia Timur, khususnya pada Taiwan.
“Orang-orang berargumen bahwa China memiliki kepentingan pribadi dalam perang yang terus berlanjut. Karena selama perang, Amerika Serikat terjepit di Eropa sehingga memiliki kemampuan terbatas untuk fokus pada Asia Timur,” ujarnya.
“China adalah pemenang dalam perang ini. Tapi hal ini menunjukkan bahwa dari sudut pandang China, bukanlah hal yang buruk apabila perang di Ukraina berlanjut di masa mendatang,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: