Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mesir, Salah Satu Tujuan Strategis Pasar Minyak Sawit Indonesia

        Mesir, Salah Satu Tujuan Strategis Pasar Minyak Sawit Indonesia Kredit Foto: Unsplash/Simon Berger
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mesir merupakan salah satu pasar besar bagi produk perikanan dan hasil laut Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan adanya kerja sama business to business (B2B) yang lebih luas antara pelaku usaha Indonesia dan Mesir untuk dapat mengambil peluang tersebut.

        Hal ini disampaikan Atase Perdagangan Kairo, M. Syahran Bakti, usai mendampingi Duta Besar Rl untuk Mesir, Lutfi Rauf, dalam kunjungan kerja ke pergudangan Fayomei for Import & Export di Fashn, Bani Suef, Mesir, pada Sabtu (17/6/2023) lalu.

        Baca Juga: Komisi VI DPR RI Mendorong Percepatan Penyelesaian Masalah Sawit di Pasar Uni Eropa

        Lebih lanjut disampaikan Syahran, populasi Mesir yang telah mencapai 110 juta jiwa adalah peluang yang tidak boleh dilewatkan.

        "Untuk itu, kami sangat mendorong keikutsertaan Indonesia pada pameran dagang produk makanan dan industri yang diselenggarakan secara berkala di Mesir," ujar Syahran dalam keterangan resminya.

        Sementara itu, Duta Besar Rl untuk Mesir Lutfi Rauf optimistis peluang akan ada dalam kondisi apa pun meski kondisi ekonomi global dan inflasi yang cukup menantang.

        "KBRI Kairo berupaya menghilangkan hambatan-hambatan perdagangaan, salah satunya dengan mengaktifkan skema imbal dagang atau counter trade antar pelaku usaha kedua negara. Bisa juga dengan membantu para importir Mesir mencarikan pasar untuk produk ekspornya sehingga tercipta posisi tawar yang baik," jelas Lutfi.

        Lutfi juga menyambut positif impor produk halal Indonesia dimaksud, seperti minyak sawit dan turunannya, produk kelapa, dan produk bubuk kakao. Termasuk di dalamnya ikan sarden kaleng dan ikan tuna kaleng yang rata-rata bea masuknya cukup rendah, yaitu 5 persen ditambah bea pajak pertambahan nilai 14 persen.

        Baca Juga: Dinamika Utama Pangan Bersama Kemendag RI Buka Peluang Kerja Sama Perdagangan dengan Mesir

        KBRI Kairo juga berkesempatan mengunjungi ke pabrik Al Ryad (A2R) yang memproduksi biskuit dan makanan ringan yang menggunakan produk pendukung dari Indonesia, seperti bubuk kakao, pengganti lemak kakao (cocoa butter substitute/CBS), dan mentega putih.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: