Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Startup Produsen Makanan Berprotein Green Rebel Siap Berekspansi ke Filipina dan Vietnam

        Startup Produsen Makanan Berprotein Green Rebel Siap Berekspansi ke Filipina dan Vietnam Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan rintisan (startup) produsen makanan berprotein alternatif, Green Rebel akan berekspansi ke Filipina dan Vietnam pada Agustus tahun ini dan menarget “pasar lain yang sedang dalam proses."

        Dilansir dari laman Tech in Asia pada Senin (26/6/2023), startup tersebut mengatakan memilih dua negara karena konsumsi daging di pasar tersebut relatif lebih tinggi daripada di wilayah lain dan karena orang bersedia beralih ke daging nabati jika kualitasnya setara dan terjangkau.

        “Ini adalah tujuan jangka menengah kami untuk mencapai keseimbangan harga dengan daging hewani di sebagian besar pasar tempat kami beroperasi,” ujar co-founder Green Rebel, Helga Angelina Tjahjadi.

        Baca Juga: Xurya Bidik Raih Dana Segar Akhir 2023, Nilainya Lebih Besar dari Rp496,63 Miliar

        Didirikan pada tahun 2020 oleh Helga Angelina Tjahjadi dan Max Mandias, Green Rebel menawarkan protein nabati, dengan hidangan seperti Beefless Rendang (rendang tanpa daging), Beefless Satay (sate tanpa daging), Chick'n Karaage, dan Beefless Steak (steak tanpa daging).

        Menurut Green Rebel, daging sapi meatless memiliki potensi pemanasan global 91% lebih sedikit daripada daging sapi lokal, sedangkan jumlah itu mencapai 84% untuk penawaran ayamnya.

        Upaya ekspansi Green Rebel dilakukan setelah pasar pertamanya di luar Indonesia, diluncurkan di Singapura pada Maret 2022, diikuti Malaysia pada Desember 2022, dan Korea Selatan pada April tahun ini.

        Sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya, Green Rebel telah menjalin kemitraan khusus untuk setiap pasar, bergandengan tangan dengan perusahaan seperti Nando's di Singapura, Starbucks di Malaysia, dan Food Does Matter di Korea Selatan.

        Para pendiri yang juga mendirikan rantai makanan vegan terbesar di Indonesia, yakni Burgreens, mereka menemukan bahwa melokalkan penawaran mereka di beberapa pasar merupakan salah satu tantangan terbesar dari perspektif manufaktur.

        Perusahaan mengumpulkan US$10 juta (Rp150 miliar) dalam putaran pendanaan pra-seri A yang kelebihan permintaan tahun lalu, dengan partisipasi investor, seperti Better Bite Ventures, Teja Ventures, dan Unovis.

        Pada akhir tahun ini, Green Rebel berupaya mengumpulkan US$8 juta (Rp120 miliar) hingga US$10 juta (Rp150 miliar) dalam putaran pendanaan seri A untuk inisiatif ekspansi globalnya serta untuk “[membuka jalan] menuju profitabilitas.” Pada paruh kedua tahun ini, Green Rebel juga akan meluncurkan produk baru yang memanfaatkan cita rasa China dan Filipina.

        “Kami ingin meluncur ke AS dan Eropa dalam satu hingga dua tahun. Negara pertama di Eropa tentu saja Belanda, mengingat hubungan dan kedekatan yang kuat antara Indonesia dan makanan Asia Tenggara serta Jerman,” kata Tjahjadi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: