Web3 Lindungi Kepemilikan Data Pribadi, Buat Hak Asasi Manusia Pengguna Lebih Terjamin
Web3 diproyeksikan dapat menjadi masa depan internet dengan jangkauan yang lebih luas dan tak terbatas. Pada dasarnya, Web3 adalah generasi ketiga dari evolusi web yang berbasis blockchain dengan sistem yang terdesentralisasi, sehingga data dan transaksi merupakan kepemilikan pribadi pengguna, bukan perusahaan penyedia platform.
Pebisnis dan advokat Web3, Ashi Bhat menjelaskan bahwa aspek kepemilikan pribadi merupakan bagian penting dari diri manusia. Dalam sejarah perkembangan manusia, kepemilikan pribadi membuat leluhur manusia dapat mengembangkan berbagai teknologi maju.
“Kepemilikan adalah hal naluriah dari manusia. Pada zaman dahulu, nenek moyang kita menjelajahi tanah dan mereka sangat ingin memiliki makanan dan wilayah mereka untuk bertahan hidup. Ketika pertanian dan perdagangan muncul, kepemilikan berevolusi dari bertahan hidup menjadi berkembang. Kepemilikan telah menjadi bagian penting dari masyarakat kita. Mengapa kepemilikan penting bagi kita? Itu karena memberikan kita keamanan. Kepemilikan mendorong nenek moyang kita untuk mengembangkan teknologi untuk mengamankan masa depan mereka dengan lebih baik,” jelas Bhat, dikutip dari kanal Youtube TEDx Talks pada Selasa (27/6/2023).
Baca Juga: Pengguna Makin Banyak, Pakar IT Sebut Esensi Web3 adalah Bangun Komunitas dengan Cerita
Ia menjelaskan, dewasa ini aspek kepemilikan tidak hanya mencakup benda fisik saja, melainkan juga benda digital. Namun, pada Web2 yang sekarang digunakan, data digital pengguna tidaklah benar-benar aman karena perusahaan penyedia dapat dengan mudah mengakses data tersebut.
“Sekarang, kepemilikan telah melampaui bentuk fisik, yaitu bentuk digital. Anda memiliki hak untuk mengontrol sesuatu yang Anda miliki, seperti identitas Anda. Namun, di internet saat ini, apakah identitas Anda itu benar-benar milik Anda? Data yang kita berikan gratis secara online telah menjadi benda yang paling berharga di dunia, dan itu dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengambil untung,” ujarnya.
Padahal, ia mengklaim kerahasiaan data merupakan cerminan dari identitas pengguna. Dengan demikian, apabila data yang diakses oleh korporasi ternyata digunakan untuk kepentingan yang salah, maka hal tersebut dapat mendegradasi hak asasi manusia (HAM) dari pengguna.
“Data pengguna bukan hanya kumpulan angka nol dan satu. Itu adalah cerminan yang kuat tentang siapa Anda, apa yang Anda yakini, dan apa yang Anda perjuangkan. Saat kita menjadi lebih digital sebagai spesies, data kita menjadi kunci identitas pribadi kita. Dan ketika informasi itu jatuh ke pihak yang salah, itu dapat digunakan untuk mencabut hak asasi manusia Anda yang paling dasar, membungkam, mendiskriminasi, bahkan menghilangkan hak pilih. Saat kita kehilangan kepemilikan atas data, kita kehilangan kemampuan kita untuk membuat keputusan yang otonom,” jelasnya.
Oleh karena itu, Web3 menawarkan narasi keamanan data pengguna tanpa adanya pihak perantara. Terintegrasi dengan sistem blockchain, pengguna dapat memiliki dan mengontrol semua data pribadi yang mereka punya.
“Namun untuk pertama kalinya dalam sejarah, dengan Web3, kita sebagai individu, sebagai konsumen, dan warga negara, dapat mengambil kembali kekuatan kita dari perusahaan. Dan kita dapat menggunakan Web3 untuk membentuk dunia seperti yang kita inginkan. Web3 memungkinkan kita bertukar nilai dengan aman secara online tanpa perantara. Ini aman dan tidak dapat dirusak karena tidak ada yang memiliki atau mengontrol semua data. Sementara itu, data disimpan di blockchain yang dapat diakses oleh semua pengguna,” bebernya.
Dengan adanya gagasan seperti ini, Web3 akan memberikan otonomi penuh kepada pengguna untuk menggunakan, mengakses, dan bertransaksi pada data tersebut.
“Web3 memungkinkan kita untuk memiliki item atau aset digital. Itu semua disimpan dalam sesuatu yang disebut dompet digital, seperti brankas dan paspor untuk identitas Anda di blockchain. Jadi yang dilakukan adalah memberi Anda kendali atas data Anda, dengan siapa Anda membaginya, dan bagaimana Anda dibayar untuk itu. Web3 juga memungkinkan pembuat memiliki dan menjual karya mereka secara langsung, tanpa perantara seperti layanan streaming atau galeri,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: