Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tekankan Literasi Keuangan & Tata Kelola, BP2MI: 'Pergi sebagai Migran, Pulang sebagai Juragan'

        Tekankan Literasi Keuangan & Tata Kelola, BP2MI: 'Pergi sebagai Migran, Pulang sebagai Juragan' Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengimbau pekerja migran Indonesia (PMI) untuk bijak mengelola hasil atau kerja keras di luar negeri dan cara remitansi yang baik. Imbauan BP2MI ini dikemukakan di acara peluncuran layanan remitansi masuk (inbound remittance) untuk memudahkan pengiriman uang PMI ke Indonesia, di Jakarta pada Selasa (27/6/2023).

        Direktur Penempatan Nonpemerintah Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Sri Andayani mengatakan, “BP2MI selalu mengimbau teman-teman pekerja migran Indonesia di seluruh negara penempatan, bisa dengan bijak mengelola hasil atau kerja keras di luar negeri dengan cara remitansi yang baik.". 

        BP2MI hingga saat ini terus meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja migran di Indonesia, serta memperbaiki tata kelola penempatan, dan mengalakkan literasi dan edukasi keuangan. 

        Baca Juga: DANA Gandeng RIA Money Transfer Permudah Pekerja Migran Kirim Uang ke Indonesia

        Pertama, Andayani menjelaskan, peningkatan kualitas dan keterampilan PMI ini bertujuan untuk menaikkan posisi tawar berkompetisi saat bekerja di luar negeri.

        “Contoh sekarang yang paling tinggi itu adalah nurse (perawat) ke Jerman. Itu sampai Rp40 juta penghasilannya. Kemudian untuk welder ke Korea Selatan, itu ada dengan visa E7, gaji awal itu Rp29 juta sampai Rp32 juta dan kalau sudah dengan overtime itu bisa sampai Rp38 juta,” jelasnya.

        Menurutnya, soal penghasilan memang besar. Paling tidak, PMI dapat memboyong Rp600 juta saat pulang ke Indonesia. “Ini adalah betul-betul untuk pekerja migran yang skilled dan profesional,” ujar Andayani.

        Kedua adalah soal perbaikan tata kelola penempatan yang difokuskan secara digital. “Bagaimana kita melayani dengan murah, mudah, cepat, dan aman? Jadi eranya adalah bagaimana melakukan pelayanan secara digital,” sambungnya. 

        Ketiga, Andayani kemudian menekankan soal edukasi atau literasi penguatan keuangan dan kewirausahaan secara masif bagi PMI, baik sebelum, pada masa, atau setelah purna.

        “Karena kita ingin teman-teman PMI ini, bahwa pada saat bekerja di luar negeri sudah punya perencanaan keuangan yang baik. Sehingga kita kawal sebelum dia berangkat, pada saat negara penempatan, sampai dia pulang. Ini perlu koordinasi dengan kementerian lain.”

        Hasilnya, PMI akan mendapatkan inklusi keuangan dan siap mental pasca purna. Andayani pun memantik dengan kalimat penutup di sesi diskusi panel “pergi sebagai migran tentu saja pulang sebagai juragan.”

        Menurut data dari Bank Indonesia pada tahun 2022, PMI berkontribusi menyumbang devisa negara sebesar US$9,71 miliar. Di sisi lain, Andayani menjelaskan bahwa banyak keluarga PMI belum memiliki rekening. Melalui layanan remitansi masuk dari kolaborasi DANA dan RIA Money Transfer, diharapkan dapat memberi manfaat pada inklusi keuangan.

        “Banyak dari keluarga PMI belum memiliki rekening, sehingga alternatif pengiriman uang yang masuk ke DANA bisa menjadi solusi pada saat ini. Kemudahan pembukaan akses keuangan oleh DANA juga memberikan manfaat bagi peningkatan inklusi keuangan," ujar Andayani.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: