Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Presdir Binar Academy Alamanda Shantika Bicara Soal Diskriminasi di Startup Indonesia

        Presdir Binar Academy Alamanda Shantika Bicara Soal Diskriminasi di Startup Indonesia Kredit Foto: Instagram
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Founder dan Presiden Direktur Binar Academy Alamanda Shantika mengungkapkan bahwa bidang software engineer yang ia tekuni saat ini didominasi oleh pria. Dalam bidang tersebut, proporsi pria jauh lebih besar daripada perempuan. Namun, perempuan yang akrab disapa Ala itu tidak menganggap hal tersebut sebagai masalah.

        Sebagai informasi, awalnya Ala terlibat dalam layanan pembuatan website, kemudian menduduki posisi Vice President of Product di Gojek, dan pada tahun 2017 mendirikan platform pembelajaran bernama Binar Academy.

        Ala mengaku tidak pernah merasa didiskriminasi selama ia menjalani kariernya. Ala juga merasa lingkungan pekerjaannya begitu suportif dan tidak ada yang dibeda-bedakan. Padahal tim Information Technology (IT) di tempat kerjanya saat itu didominasi oleh pria.

        Baca Juga: Sukses Berkarier di Gojek hingga Jadi Komisaris Blue Bird, Alamanda Shantika Dulu Ingin Jadi Guru

        “Aku enggak pernah ngerasa didiskriminasi gitu ya, tapi mungkin ada sedikit perasaan bahwa kayak mungkin cewek kadang-kadang lebih konservatif gitu ya,” ungkap Ala, dikutip dari kanal Youtube Grace Tahir pada Selasa (4/7/2023).

        Ala telah memutuskan untuk meninggalkan Gojek yang saat ini menjadi perusahaan besar di bidang layanan transportasi. Ala kemudian membangun sebuah platform pembelajaran bernama Binar Academy untuk memberikan pengajaran di bidang digital.

        Pada tahun pertama Binar Academy berdiri, peserta yang mengikuti programnya didominasi oleh pria. Jumlah perempuan yang mengikuti program hanya sekitar 10 persen.

        “Waktu kita bikin Binar, tahun pertama student perempuan kita itu cuma 10 persen gitu, kemudian dari sampel 10 persen ini aku bertanya ke mereka gitu, kayak apa sih yang mendorong mereka mau masuk ke dunia ini,” imbuhnya.

        Keinginan untuk mendirikan Binar Academy dilatarbelakangi saat dia menjabat sebagai Vice President of Product Gojek. Ala bertugas membuat aplikasi Gojek dengan tim yang jumlahnya sedikit, sedangkan Ala membutuhkan tim yang lebih besar untuk membangun aplikasi yang memadai.

        “Waktu di Gojek itu zaman 2014 ya Bu, kita cari UI/UX designer untuk mendesain app kita, di Indonesia tuh mau buka lowongan, orang enggak tahu UI/UX itu apa, gimana mau nyari orangnya gitu kan,” tuturnya.

        Sejak kecil pun Ala tidak pernah dibatasi oleh orang tuanya untuk hanya menjamah mainan-mainan perempuan. Hingga dewasa, dia tidak pernah membeda-bedakan bidang pekerjaan antara pria dan perempuan.

        Oleh karena itu, dia juga tidak membedakan peserta pria dan perempuan dalam program-program Binar Academy. Semuanya terbuka untuk pria dan perempuan. Namun, Ala sengaja menghadirkan banyak mentor atau narasumber perempuan.

        “Jadi, dari situ aku menggunakan caraku sendiri, di mana kayak mungkin kita bukannya harus mengotak-kotakkan lagi nih, justru kita harus melakukan sesuatu yang baru gitu mungkin,” ungkapnya.

        Menurutnya, perempuan dapat berperan penting untuk membuat sebuah tim kerja layaknya seperti keluarga. Dengan demikian, dia bisa menumbuhkan pesan bahwa perempuan pun mampu menginspirasi dan berprestasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nevriza Wahyu Utami
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: