Saat sejumlah negara mulai mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat (AS) melalui dedolarisasi, yuan China muncul sebagai salah satu alternatif pengganti mata uang AS tersebut. China telah secara aktif berupaya memperluas penggunaan yuan dalam berbagai aspek perdagangan global selama beberapa tahun terakhir.
Salah satu upaya agresif yang dilakukan oleh pemerintah China adalah menjalin kesepakatan dengan negara-negara ASEAN dan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).
Rusli Abdulllah, ekonom dan peneliti Indef, menjelaskan bahwa China saat ini sedang melebarkan posisinya di Asia melalui jalur sutra baru. Hal ini menyebabkan mata uang yuan berpotensi akan menyaingi dolar AS.
Baca Juga: Terungkap! Ini Alasan Dolar AS Jadi Mata Uang Internasional
“China kan sedang melebarkan juga ke Asia ya kan, memperkuat posisi di Asia dengan jalur sutra baru. Yang di mana kan sekarang manis sekali, misalnya banyak berita perangkat-perangkat tentang China di negara Asia. Saya kira ini peperangan hegemoni antara AS dan China pasti berpengaruh pada ujung akhirnya ke penggunaan dua mata uang ini, yuan dan dolar,” jelas Rusli, dikutip dari kanal Youtube LPPI pada Selasa (11/7/2023).
Ia mengatakan China sudah melakukan ekspansi dengan mengerahkan bantuan-bantuan infrastruktur, khususnya di negara Afrika dan Ethiopia. Hal ini adalah bagian dari strategi ekonomi dan politik China, sehingga mata uang renminbi atau yuan China akan diakui oleh beberapa negara. Pascaperang dunia kedua, AS juga melakukan cara itu ke negara-negara Eropa lainnya.
“Hal yang sama dulu dilakukan oleh Amerika. Mereka memberikan bantuan terhadap Eropa pascaperang dunia kedua. Cuman kalau sekarang kan enggak ada perang ya, kita langsung aja masuk tanpa ada perang, langsung masuk aja seperti itu. Kebetulan China punya barang-barang murah nih,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan bahwa China mengalami kenaikan pada porsi yuan terhadap global. Pada 2016, yuan berada di porsi 1,1%, kemudian pada 2022 naik menjadi 2,7%. Namun, porsi yuan masih tergolong jauh dengan dolar AS untuk dikatakan sebagai mata uang global.
Selain itu, ketika perang Rusia dan Ukraina, negara Rusia butuh China sebagai teman dalam urusan perdagangan. Akibatnya, pangsa pasar mata uang yuan di pasar mata uang Rusia telah melonjak pada awal 2022 lalu.
“Pangsa pasarnya dalam pembiayaan perdagangan dunia, telah meningkat menjadi 4,5% pada Februari, sementara dolar AS mencapai 84%,” terangnya.
Baca Juga: Sejarah Dolar AS Jadi Mata Uang Dunia dan Efek Ngeri Dedolarisasi Bagi Ekonomi Global, Simak!
Menurutnya, renminbi tidak akan menggantikan dolar AS secara global, tetapi sudah mulai menggantikan dolar AS dalam beberapa hubungan perdagangan China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: