Dunia Harus Bersiap Krisis Pasokan, Tapi Bill Gates Punya Solusinya!
Startup teknologi pertambangan yang inovatif GeologiAI diketahui telah didukung oleh miliarder filantropi Bill Gates melalui Breakthrough Energy Ventures (BEV). Startup canggih ini telah berhasil mengumpulkan USD20 juta (Rp298 miliar) dalam putaran pendanaan Seri A yang dipimpin oleh BEV Bill Gates ini.
Melansir Benzinga di Jakarta, Jumat (14/7/23) dana tersebut akan mendukung pengembangan ahli geologi robotik bertenaga AI perusahaan yang berbasis di Calgary, Alberta.
GeologiAI didirikan pada tahun 2013 dan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memvalidasi teknologinya di berbagai jenis mineral dan kondisi geologis. Perusahaan telah berkolaborasi dengan berbagai jenis perusahaan pertambangan, berkontribusi pada berbagai aspek ekosistem pertambangan, mulai dari eksplorasi hingga operasi.
Tujuan utama startup ini adalah untuk memodernisasi proses logging inti yang padat karya, yang sering terganggu dengan entri data manual. Pemahaman geologi yang lebih baik, didukung oleh visi mesin multisensor, sangat penting untuk mencapai industri pertambangan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan hemat biaya.
Teknologi Geologi AI mampu menganalisis sampel batuan dan menentukan sumber daya di bawah kerak bumi.
Pendanaan tepat waktu dari BEV Gates datang saat dunia bersiap menghadapi defisit pasokan mineral yang akan segera terjadi karena meningkatnya permintaan akan teknologi energi bersih.
Putaran pendanaan ini memperkuat posisi GeologiAI sebagai pemain penting dalam teknologi bersih dan menggarisbawahi peran penting yang dapat dimainkannya dalam memasok baterai penting dan logam dasar yang diperlukan untuk transisi energi bersih.
Agar visi ini terwujud, ahli geologi robot perusahaan perlu membantu penambangan mineral seperti litium dan kobalt. Pada tahun 2030, tambang lithium yang ada diperkirakan hampir tidak dapat memenuhi setengah dari permintaan global, bahkan jika mereka mempertahankan tingkat produksinya saat ini.
Demikian pula, proyeksi berdasarkan data pertambangan dan perkiraan permintaan menunjukkan bahwa pasokan kobalt akan kesulitan memenuhi permintaan pada tahun 2030, bahkan dengan daur ulang yang komprehensif.
Dengan mengingat semua ini, pergerakan GeologiAI ke garis depan diatur waktunya dengan sempurna.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami